Pengangkutan Sampah Tersendat Warga Tiga Perumahan di Kab. Bandung Memilih Bayar Pemulung

    Sekitar tiga minggu ini sampah rumah tangga tak pernah diangkut. Kami tak tahan kalau sampah terus berlama-lama di rumah, jadi terpaksa membayar pemulung untuk mengangkut sampah, kata Yasir (79), warga RW 11 Perumahan Purnawirawan TNI AU, Kamis (15/5). Untuk jasa pemulung , Yasir mengeluarkan Rp 7.000,00/minggu untuk membuang sampah.

    Berdasarkan pantauan, ceceran sampah di bak sampah memang tak terlihat di kedua perumahan ini. Warga memilih membayar lebih ke pemulung daripada harus menumpukkan sampah di depan rumahnya. Tumpukan sampah hanya terlihat di depan Pasar Margahayu Permai yang selalu ramai tiap pagi.

    Bachtiar, warga Jln. Permai, Perumahan Margahayu Permai juga mengeluhkan hal senada. Biasanya, kendaraan sampah mengangkut sampah di sekitar rumahnya, Selasa atau Rabu. Namun, dalam tiga minggu terakhir, kendaraan itu tak terlihat.

    Tumpukan sampah di sekitar Pasar Margahayu Permai yang sangat jelas terlihat. Sebagai warga yang sering melintasi tumpukan sampah itu, tentu saja kita merasa terganggu. Keluhan juga muncul dari Soni (46), warga RW 12 Perumahan Bumi Asri Mekarrahayu.

    Ketua RW 11 Perumahan Purnawirawan TNI AU, Iyan Rustian (65) mengatakan, sistem pengangkutan sampah di daerahnya telah berlangsung lama. Setiap bulan, warga menyetorkan iuran Rp 250.000,00 kepada sopir pengangkut sampah. Tersendatnya pengangkutan sampah ini juga pernah terjadi pada awal tahun.

    Saya tidak mengerti, mengapa sampah tak kunjung diangkut. Padahal, iuran yang kita berikan tak pernah tersendat. Dinas Kebersihan juga tak pernah memberi pemberitahuan tentang tersendatnya pengangkutan sampah ini.

    Secara terpisah, Kepala UPTD Operasional Pengangkutan Sampah Wilayah Soreang Dinas Perumahan, Penataan Ruang, dan Kebersihan Kab. Bandung, Ika Suwara, mengakui adanya masalah dalam pengangkutan di wilayah tersebut. Semua terjadi karena transisi peralihan berbagai administrasi, termasuk angkutan sampah di wilayah Margaasih.

    Semula, wilayah ini masuk ke seksi operasional wilayah II yang sekarang wilayah Kab. Bandung Barat. Kendaraan sampahnya dibawa ke Bandung Barat, sementara wilayahnya sudah masuk ke Bandung induk. Kita sedang berbenah lagi.

    Menurut dia, wilayah Margaasih kini masuk dalam wilayah operasional Soreang. Dalam upaya pembenahan itu, beberapa stafnya tengah turun ke lapangan untuk mendata kembali berbagai potensi serta jadwal pengangkutannya. Saya menargetkan pendataan kembali selama minggu ini. Semoga saja di bulan ini, sampah dapat diangkut.

 

 

Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat, Jumat 16 Mei 2008