Pendidikan


      Pendidikan adalah salah satu faktor utama dalam menentukan kualitas sumber daya manusia dalam kaitannya untuk pembangunan daerah. Pelayanan pendidikan pemerintah daerah dinilai melalui ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah yang memadai.

Indikator keberhasilan pelayanan pemerintah di bidang pendidikan meliputi:
   1.   Angka Partisipasi Sekolah (APS)
     

Angka Partisipasi Sekolah (APS) menunjukkan seberapa besar anak usia menurut tingkat pendidikan tertentu berada dalam lingkup pendidikan dan penyerapan dunia pendidikan formal terhadap penduduk usia sekolah. APS dihitung berdasarkan jumlah murid kelompok usia pendidikan yang masih menempuh pendidikan dasar per 1.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Penurunan dan kenaikan nilai APS sangat dipengaruhi oleh banyaknya jumlah murid usia sekolah. Namun naiknya persentase jumlah murid tidak dapat langsung diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi sekolah. Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak diimbangi dengan penambahan sarana sekolah serta peningkatan akses masuk sekolah sehingga partisipasi
sekolah seharusnya tidak berubah atau malah semakin rendah.

Gambaran lengkap mengenai APS di Kabupaten Bandung per jenjang pendidikan selama kurun waktu tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut.

     

      Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah untuk jenjang sekolah dasar dan menengah di Kabupaten Bandung periode tahun 2010-2014 menunjukkan tren yang meningkat. Namun demikian, tren peningkatan tersebut tidak berarti peningkatan tingkat partisipasi, tetapi dapat juga disebabkan berkurangnya jumlah anak usia sekolah tersebut, seperti yang ditunjukkan pada APS tingkat SD/MI dan SMA/MA yang mengalami penurunan jumlah anak usia sekolah.

   2.   Rasio Ketersediaan Sekolah
     

Rasio ketersediaan sekolah dapat menunjukkan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan. Rasio ketersediaan sekolah ini dihitung untuk tiap 10.000 penduduk. Selama kurun waktu 2009-2014 rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang pendidikan SD/MI mengalami kenaikan yang cukup baik. Pada tahun 2014 rasio ketersediaan sekolah mencapai 48,81 sekolah per 10.000 penduduk, meningkat dibanding tahun 2013 yang hanya mencapai 40,29 sekolah per 10.000 penduduk.

  3.    Rasio Guru Murid 
     

Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru berdasarkan tingkat pendidikan per 1.000 jumlah murid berdasarkan tingkat pendidikan. Pada rentang tahun 2012-2014 jumlah guru SD/MI terus mengalami penurunan, begitu pula dengan jumlah muridnya. Namun demikian, persentase penurunan jumlah guru masih lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan jumlah muridnya.

Hal ini menyebabkan rasio guru murid tingkat SD/MI menurun pada tahun 2014. Sementara itu jumlah guru  dan murid dijenjang SMP/MTs selama empat tahun terakhir terus mengalami kenaikan. Namun kenaikan jumlah murid yang tidak diimbangi dengan kenaikan jumlah guru menyebabkan rasio guru/muridnya terus menurun.

Kondisi sejenis terjadi pula di jenjang SMA/MA pada tahun terakhir dimana terjadi kenaikan jumlah guru dan murid. Kenaikan ini menunjukkan perubahan positif pada rasio guru murid tingkat SMA/MA meski tidak terlalu signifikan. 

   4.    Persentase Kondisi Ruang Kelas Baik
     

Ketersediaan ruang kelas yang baik merupakan salah satu indikator dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Kabupaten Bandung dari sisi sarana. Jika melihat jumlah ruang kelas pada periode tahun 2010- 2014 kondisi ruang kelas yang baik terus mengalami peningkatan. Namun demikian, pada tahun 2014 terjadi perlambatan bahkan penurunan persentase ruang kelas kondisi baik.Peningkatan persentase hanya terjadi di jenjang SMA/MA.

  5.    Angka Kelulusan Siswa
     

Pada tahun 2014 terjadi penurunan angka kelulusan siswa di tingkat SD/MI sekitar 0,53%. Sementara pada jenjang SMP/MTs terjadi kenaikan dibanding tahun sebelumnya meski belum masih dibawah persentase dua tahun sebelumnya (2012). Hal ini disebabkan pada tahun 2013 terjadi penurunan angka kelulusan yang cukup signifikan pada jenjang SMP/MTs ini.

Berbeda dengan kedua jenjang tersebut, angka kelulusan SMA/MA/SMK mengalami peningkatan yang terjadi hampir di setiap tahunnya. Namun demikian karena angka kelulusan ini didasarkan pada jumlah siswa di tahun terakhir yang bersekolah, angka ini tidak dapat diartikan bahwa Kabupaten Bandung telah cukup banyak memiliki masyarakat lulusan SMA/sederajat.

Oleh karenanya, kita dapat merasa puas dengan persentase angka kelulusan yang meningkat saja, tetapi harus diimbangi dengan peningkatan partisipasi sekolah untuk mencapai tujuan Wajib Belajar 12 tahun.

 
Sumber: RKPD Kabupaten Bandung Tahun 2016