Pemkab Siap Pantau Kelangkaan Pupuk

Kepala Dinas Pertanian Kab. Bandung, Sofyan Nataprawira mengatakan hal tersebut kepada wartawan di Soreang, pada hari Selasa. Menurutnya, tahun 2008 alokasi kebutuhan pupuk di Kab. Bandung sudah terkalkulasi sesuai kebutuhan yang diajukan ke tingkat provinsi.

Jika data yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, maka kelangkaan pupuk tidak perlu terjadi karena semua sudah diperhitungkan berdasarkan kebutuhan.

Dijelaskan Sofyan, tahun 2008 Kab. Bandung telah mengalokasikan pupuk urea sebanyak 56.000 ton, NPK 11.300 ton, SP 36 sebanyak 12.000 ton, dan Za 11.780 ton.Kebutuhan tersebut berdasarkan alokasi tingkat kebutuhan dari lahan milik petani di Kabupaten Bandung yang sudah diperhitungkan.

Diakui Sofyan, sejak dua minggu lalu terjadi kelangkaan pupuk di lapangan, tetapi hal tersebut sudah diatasi dengan menurunkan tim pengawas. Tim pengawas yang mendapatkan laporan mendapatkan fakta ada kendala dalam distribusinya sehingga ada keterlambatan dalam penyalurannya.

Diungkapkan Sofyan, jika lahan garapan sesuai dengan yang dilaporkan, tidak akan terjadi kelangkaan. Alokasi pupuk ini sudah disetujui hingga tingkat provinsi. Kalau lahan garapan sesuai dengan yang dilaporkan, kelangkaan bisa dihindari.

Dalam mengantisipasi kelangkaan pupuk ini, kata Sofyan, tim pengawas yang diketuai asisten II siap melakukan koordinasi dengan membuka hotline. jika ada masalah bisa melakukan koordinasi, baik dengan distributor maupun penyalur, karena mereka adalah bagian dari anggota tim pengawas, Sofyan pun menyebutkan hotline yang bisa dihubungi, yaitu : 022-5891703.

Terus merosotnya harga gabah dikeluhkan para petani di Kab. Bandung. Harga gabah kering giling dari Rp 3.200 menjadi Rp 2.800/kg, dan harga gabah basah yang semula Rp 2.500 menjadi Rp 2.300/kg. Kendati demikian, harga-harga tersebut masih di atas harga yang ditetapkan Bulog.

Menurut salah seorang pemilik penggilingan padi yang biasa membeli padi langsung dari petani di Desa Ciluncat, Kec. Cangkuang, Kab. Bandung, H. Cucu (52), penurunan harga gabah ini sudah terjadi selama musim panen berlangsung.

Gabah kering yang biasanya Rp 3.200 mero-sot menjadi cuma Rp 2.800. Begitu juga gabah basah. Tapi kalau di sini mah hampir tidak ada petani yang menjual gabahnya dalam keadaan kering.

Sumber : Harian Umum Galamedia, Edisi, Kamis, 6 Maret 2008