Pemkab Dorong Pangan Lokal Melalui Sanggembiraloka dan Sanggemilang

Beragam dan berlimpahnya potensi pangan di Kabupaten Bandung, membuat sebagian masyarakat tidak pernah kehabisan ide. Antara lain untuk berinovasi menciptakan menu baru yang tentu saja sehat, bergizi seimbang dan lezat.

 

Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pangan dan Perikanan (Dispakan) Kabupaten Bandung Ir. H. Dadang Hermawan, usai Sosialisasi Lomba Cipta Menu yang digelar di Bale Sawala Soreang beberapa waktu lalu.

 

“Dalam memaksimalkan potensi pangan yang berlimpah ini, kami mendorong para ibu KWT (Kelompok Wanita Tani) untuk berinovasi menciptakan menu, yang nantinya bisa menjadi sumber ekonomi. Menu ini bisa dalam bentuk snack dan lunch box, menu pada jamuan acara tertentu atau bahkan bisa masuk ke hotel dan restoran,” ungkap Dadang.

 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung sudah memfasilitasi para KWT, melalui sosialisasi dan pelatihan. Selain itu tidak jarang, kreasi menu yang mereka ciptakan hadir di perhelatan acara beberapa Perangkat Daerah (PD).

 

Pada kesempatan itu juga, dia memperkenalkan Sanggembiraloka (Sabilulungan Gerakan Generasi Muda Makan Buah Sayur Segar Lokal) dan Sanggemilang (Sabilulungan Generasi Muda Makan Umbi-umbian dan Kacang-kacangan Lokal), kepada seluruh peserta KWT dari 31 kecamatan.

 

“Ini bagian dari implementasi Perpres 23 tahun 2009 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal. Sanggembiraloka dan Sanggemilang diharapkan menjadi bagian dari kebiasaan. Selain menyehatkan, buah, sayur dan umbi di Kabupaten Bandung sangat berlimpah,” imbuhnya didampingi Kepala Bidang Konsumsi & Keamanan Pangan  Dispakan Ade Yeni Noberti, S.Sos, M.Si.

 

Lebih lanjut Dadang menjelaskan, prinsip pangan yang Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) contohnya, untuk setiap hari dibutuhkan 500- 700 kalori dari nasi, buah dan protein nabati. Kemudian kebutuhan tubuh lainnya ada 19 protein, 88 karbohidrat dan 14 lemak.

 

“Saya berharap, semua stakeholder dapat mendukung dan melakukan gerakan menggali potensi bisnis pangan lokal kreatif, di masing-masing  kecamatan. Mari biasakan  menggunakan bahan baku non beras non terigu sebagai bahan pangan olahan, tentunya dengan memakai prinsip B2SA. Sanggembiraloka dan Sanggemilang harus terus diperkenalkan,” harap Dadang Hermawan.

 

Menanggapi hal itu, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Bandung Hj. Kurnia Agustina Dadang M. Naser sangat mendukung atas inisiatif Dispakan memperkenalkan Sanggembiraloka dan Sanggemilang.

 

Menurutnya, kedua gagasan itu sejalan dengan program PKK yaitu Bubur Talas (Buatan lembur tangtu lezat tur sehat). Ia mengimbau jangan karena modernisasi, segala hal yang berbau tradisional ditinggalkan, termasuk untuk bahan pangan lokal.

 

“Kearifan lokal harus dipertahankan, hanya saja dari segi inovasi dan kehigienisannya, panganan ini harus lebih diperhatikan. Umbi-umbian yang berlimpah di kita tidak melulu dikukus dan direbus, tapi harus ada inovasi lain. Menciptakan menu baru kudapan yang lezat dan bergizi, akan membuat masyarakat lebih tertarik untuk mengkonsumsinya, juga bisa bernilai ekonomi bagi para KWT,” pesan Teh Nia sapaan akrabnya.

 

Lebih lanjut dia menyebutkan, saat ini KWT di Kabupaten Bandung, sudah banyak yang berkreasi dalam hal menciptakan menu baru. Kemudian untuk buah dan sayur juga sudah ada dalam bentuk salad yang diolah bersama keju dan beberapa bahan laiinya.

 

“Dengan inovasi menu, saya harap generasi muda dan keluarga di Kabupaten Bandung lebih gemar mengkonsumsi pangan lokal yang menyehatkan, dibanding makanan cepat saji (instan). Mudah-mudahan Sanggembiraloka dan Sanggemilang ini mendapat respon positif di tengah masyarakat,” tandas Teh Nia.

 

Sumber : Humas Pemkab Bandung