Pemkab Bandung Tandatangani MoU dengan Sembilan Perguruan Tinggi

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menandatangani Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan sembilan Perguruan Tinggi. Penandatanganan MoU tersebut dimaksudkan untuk melakukan kerjasama di Bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan (Litbang) serta Pengabdian kepada Masyarakat.

Kesembilan Perguruan Tinggi tersebut masing-masing adalah Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata (STIEPAR) Yapari, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIKEP) PPNI, Universitas Pasundan (UNPAS), Politeknik Piksi Ganesha, Universitas Halim Sanusi (UHS), Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pasundan.

Wakil Bupati (Wabup) Bandung H. Gun Gun Gunawan mengatakan kerjasama pemerintah daerah dengan pihak akademisi sangatlah dibutuhkan. Hal ini menurutnya akan berdampak positif pada pembangunan khususnya di Kabupaten Bandung.

“Prosesi penandatanganan sudah dilakukan, tinggal nanti bagaimana implementasinya di lapangan. Kerjasama ini bukanlah suatu awalan, namun merupakan rintisan agar sinergitas pemerintah daerah dengan instansi pendidikan terus terjalin. Sinergitas yang akan mewujudkan percepatan dalam pembangunan di Kabupaten Bandung,” ucap Wabup usai menandatangani MoU di Bale Winaya Soreang, Senin (8/10/2018).

Kabupaten Bandung yang sebagian besar wilayahnya merupakan pedesaan, menurutnya sangat tepat untuk dijadikan lokus. Hal ini sejalan dengan salah satu Program Nawacita, yaitu Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

“Hasil bumi di Kabupaten Bandung, sungguh merupakan potensi besar yang masih sangat memungkinkan untuk dikembangkan lebih jauh lagi. Program Nawacita Membangun Indonesia dari pinggiran, diperkuat dengan visi Kabupaten Bandung yaitu membangun pedesaan berlandaskan religius, kultural dan berwawasan lingkungan, akan semakin diperkuat dengan peran lembaga pendidikan tinggi,” ucap Gun Gun Gunawan.

Penduduk Kabupaten Bandung, lanjutnya, mayoritas merupakan usia produktif (15-65 tahun). Dengan adanya kondisi bonus demografi tersebut, tentu menjadi peluang bagi Kabupaten Bandung untuk semakin maju, mandiri dan berdaya saing di masa yang akan datang.

“Apabila masyarakat usia produktif ini memiliki kualitas yang baik maka kontribusinya dalam pembangunan akan sangat besar. Namun jika tidak dikelola dengan baik, bonus demografi tersebut akan menjadi sumber masalah. Oleh karenanya, peran akademisi untuk memperkuat kualitas sumber daya manusia di Kabupaten Bandung amatlah sangat penting,” tukas Gun Gun.

Sementara itu Kepala Sub Direktorat KKN UGM Dr. Ir. Ambar Kusumandari mengatakan, kerjasama itu membuka kesempatan untuk bersinergi di dalam membangun Kabupaten Bandung baik dari sisi sosial, ekonomi, fisik, maupun mental kebangsaan.

“Telah terbukti dalam banyak program, bahwa kerjasama pemerintah daerah dengan Perguruan Tinggi ini berdampak pada percepatan pembangunan. Di sisi lain hasil yang diperoleh seringkali melampaui ekspektasi, salah satunya melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN),” kata Ambar.

Melalui kerjasama penelitian, lanjutnya, akan dihasilkan data dan potret lapangan yang lebih akurat. Sehingga akan menjadi dasar yang lebih ilmiah untuk menyusun kebijakan yang dapat diaplikasian dalam menggerakkan roda pemerintahan.

“Kami harap kerjasama ini dapat direalisasikan dan ditindaklanjuti selama lima tahun ke depan, dan akan terus diperpanjang secara berkesinambungan,” tutupnya

 

Sumber : Humas Pemkab Bandung