Pemkab Bandung Bagikan Makanan Olahan Ikan

Sebagai upaya mencegah penyebaran corona virus disease 2019 (covid-19), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung mengimbau masyarakat untuk membatasi pergerakan dan beraktivitas ‘di rumah saja’.

 

Namun dampak dari hal tersebut, masyarakat dihadapkan dengan pemenuhan kebutuhan pangan harian. Untuk mengantisipasi hal itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (Dispakan) sebagai salah satu anggota gugus tugas penanganan covid-19 Kabupaten Bandung, membagikan makanan untuk sebagian keluarga yang tengah berdiam diri di rumah.

 

Kepala Dispakan (Kadispakan) Kabupaten Bandung H. Dadang Hermawan mengungkapkan, Dengan mekanisme ‘door to door’, jajaran Dispakan mendistribusikan makanan olahan ikan, bagi 350 kepala keluarga (KK) berpenghasilan terbatas untuk menambah perbekalan selama beraktivitas ‘di rumah saja’.

 

“Pada bulan Maret 2020, petugas kami di lapangan telah mendistribusikan abon ikan dan makanan olahan ikan lainnya, di Kecamatan Ciparay. Kami membagikan kepada 350 KK per kecamatan,” ungkap Kadispakan di Ruang Kerjanya di Soreang, Kamis (2/4/2020).

 

Mekanisme ‘door to door’, ditambah dengan ‘contactless delivery’ (pengiriman tanpa bersentuhan), dipilih untuk menghindari terjadinya kerumunan warga. “Kami fokus ke abon dan makanan olahan ikan lainnya karena sifatnya tahan lama. Sedangkan data keluarga berpenghasilan terbatas, kami dapatkan dari koordinasi dengan pihak kecamatan dan desa,” terang Dadang Hermawan.

 

Untuk bulan April ini, tuturnya, kegiatan yang sama rencananya akan dilakukan di empat kecamatan lainnya. Ia mengakui, stok makanan olahan tersebut tidak sengaja disiapkan untuk mengantisipasi dampak covid-19.

 

“Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami memiliki kegiatan promosi makan ikan dalam rangka peningkatan konsumsi ikan per kapita di Kabupaten Bandung. Pada bulan Februari sebelum terjadi wabah Covid -19, kegiatan promosi telah dilakukan di 5 kecamatan daerah panas bumi yaitu Pasirjambu, Rancabali, Pangalengan, Ibun dan Kertasari untuk mendukung program pengentasan stunting di Kabupaten Bandung. Jadi memang makanan olahan ini tadinya disiapkan untuk kegiatan itu. Namun kita menyesuaikan dengan situasi yang kita hadapi saat ini,” tuturnya.

 

Untuk kegiatan yang sama berikutnya, pihaknya akan melihat kesiapan masing-masing kecamatan. Mengingat ada beberapa wilayah yang saat ini tengah terdampak bencana banjir. Dalam penanganan covid-19 sendiri, jajarannya tengah menyiapkan refocusing anggaran khusus. Mengingat sejumlah kegiatan yang sudah direncanakan pada tahun ini, tidak dapat dilaksanakan.

 

“Kami tengah menunggu hasil refocusing anggaran. Perjalanan dinas  dalam maupun luar daerah,  ditiadakan. Bimtek, sosialisasi, pelatihan itu juga ditiadakan. Rencananya akan kami alihkan ke pengadaan cadangan pangan,” urainya.

 

Dadang menyebut, pihaknya merencanakan akan mengintervensi pemenuhan kebutuhan pangan sekitar 12.500 KK, dari refocusing anggaran kurang lebih Rp. 1,1 miliar. “Itu baru dari kami, belum dari perangkat daerah lainnya, saat ini masih dalam proses pembahasan. Kegiatan-kegiatan seperti gemarikan (gemar makan ikan) juga ikut memperkuat penanganan covid-19 ini,” sebut Dadang.

 

Terkait ketersediaan pangan untuk menghadapi situasi kedaruratan, Pemkab Bandung memasuki tahun 2020 ucap Dadang, memiliki cadangan pangan daerah berupa beras premium sejumlah kurang lebih 115 ton. Pada bulan Januari dan Februari 2020, stok itu sebagian digunakan untuk membantu warga di wilayah terdampak bencana banjir dan beberapa bencana lainnya.

 

“Saat ini tersisa stok cadangan pangan sebesar 80,6 ton. Bila satu KK diperhitungkan 10 kilogram, maka akan dapat memenuhi sekitar 8.000 KK. Namun tentunya kita tidak bisa menghabiskan itu semua sampai habis, mengingat perjalanan tahun ini masih panjang. Termasuk memenuhi kebutuhan bulan Ramadan dan Idul Fitri yang sebentar lagi tiba. Mudah. -mudahan kondisi ini cepat berakhir, kita iringi dengan do’a,” pungkas Dadang.

 

Sumber: Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan