Pemkab Bandung Antisipasi Bencana di Musim Hujan

Memasuki musim penghujan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung telah melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi datangnya bencana seperti banjir, longsor dan angin kencang.

 

Melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) antara lain dilakukan dengan  pembebasan lahan untuk pembuatan embung dan kolam retensi. Kolam retensi sendiri, telah dibangun di Kecamatan Pacet dan Cileunyi.

 

"Rencana ke depan, kami akan usulkan baik melalui APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) atau DAK (Dana Alokasi Khusus) dari pusat  tahun 2020 atau 2021, untuk pembangunan Situ Pangkalan di daerah Kamojang Kecamatan Ibun, kolam retensi di Soreang, dan embung di Perumahan Bumi Cibiru yang direncanakan seluas lima hektar," ungkap Kepala DPUTR Kabupaten Bandung H. Agus Nuria saat menjadi narasumber dalam acara Ngawangkong Baru Ngopi di Kawasan Taman Uncal Soreang, Jum'at (13/12/2019).

 

Beberapa kegiatan melalui 10 Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan 4 UPTD Daerah Aliran Sungai (DAS), juga telah dilakukan pihaknya untuk menanggulangi banjir. "Kami terus upayakan normalisasi sungai dan memfungsikan drainase di beberapa kecamatan. Sedangkan untuk saluran irigasi, Alhamdulillah sampai saat ini tidak terjadi kerusakan, ini sudah diantisipasi sebelumnya oleh UPTD DAS," terang Kepala DPUTR.

 

Selain drainase, jalan juga sangat rentan mengalami kerusakan pada musim hujan. Selama ini pihaknya selalu memprioritaskan pembangunan jalan dibandingkan perbaikan drainase.

 

"Pertimbanannya karena paling banyak keluhan dari masyarakat itu terkait jalan yang rusak. Namun untuk ke depan, dengan anggaran yang cukup, kita upayakan untuk mengsinkronkan pembangunan jalan beriringan dengan perbaikan drainase," tutur Agus Nuria.

 

Terkait antisipasi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah memetakan wilayah yang berpotensi tinggi, baik bencana banjir, longsor maupun angin kencang. Rapat koordinasi juga sudah dilakukan dengan melibatkan berbagai stakeholder terkait.

 

"Sudah ditetapkan siaga darurat bencana banjir, longsor dan angin kencang per tanggal 12 Desember 2019 hingga 31 Mei 2020. Puncak intensitas hujan yang tinggi diperkirakan terjadi pada bulan Februari dan Maret. Banjir berpotensi di 19 kecamatan, longsor di 25 kecamatan dan angin kencang di 5 kecamatan," ucap Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana Hendra Hidayat dalam acara yang sama.

 

Dari sisi logistik, pihaknya telah mempersiapkan sekitar 60% terutama untuk wilayah potensi banjir. Namun yang harus diwaspadai adalah banjir bandang di wilayah tertentu.

 

"Seperti kejadian tempo hari di Kertasari, Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Selain edukasi terkait risiko alih fungsi lahan, dibutuhkan juga edukasi penyelamatan dan pemasangan rambu-rambu kebencanaan di wilayah yang rentan banjir bandang, atau bencana alam lainnya," lanjut Hendra Hidayat.

 

Penanganan bencana, menurutnya bukan hanya tanggungjawab pemerintah saja, tetapi dibutuhkan sinergitas semua pihak secara terpadu.

 

"Kami berharap Desa tangguh bencana (destana) di Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan, dapat diikuti desa-desa lainnya di Kabupaten Bandung. Karena ketika terjadi bencana, warga sudah siap melakukan langkah-langkah kemandirian sebelum penanganan dari BPBD," pungkas Hendra.

 

Sumber: Humas Pemkab Bandung