Pemberian Kartu Gakinda Harus Selektif

    Semua ini bergantung kepada aparat desa dan RW/RT, katanya seusai mengunjungi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ebah Majalaya, Rabu (28/7). Menurut Bupati, Kab. Bandung merupakan daerah dengan kekurangan anggaran terbesar untuk Gakinda di Jawa Barat, yaitu mencapai Rp 36 miliar. Gakinda ini, kata Obar, adalah bantuan subsidi dari kabupaten untuk masyarakat yang tidak mampu di luar penerima program Jaminan Kesahatan Masyarakat (Jamkesmas).

    Bagi masyarakat yang tidak mampu dan tidak memiliki kartu Gakinda atau Jamkesmas, kata Obar, dapat mengajukan surat keterangan tidak mampu (SKTM). Surat keterangan ini nantinya cukup dari desa," katanya.

    Kankan (23), salah seorang keluarga tidak mampu asal Desa Ciseureuh Girang Kec. Cicalengka mengatakan, meski tidak sempat mengurus Gakinda, pihak RSUD Ebah langsung menangani ibunya yang terserang penyakit paru-paru. Tadi saya langsung dilayani oleh petugas rumah sakit meski tidak memiliki kartu Gakinda.

     Sebelumnya, Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kab. Bandung Drs. H. Edi Siswandi, dalam rapat kerja Komisi D DPRD Kab. Bandung, Selasa (27/7), mengatakan, Pemkab Bandung akan mendata kembali jumlah warga miskin yang tidak masuk dalam program Jamkesmas maupun Gakinda. Pemkab Bandung berupaya menertibkan pelayanan Gakinda karena selama ini tagihan pelayanan kesehatan selalu besar terutama ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS)

    Disinggung mengenai kunjungannya ke RSUD Ebah Majalaya, Obar menuturkan, telah ada keputusan dari pemerintah untuk meningkatkan status RSUD Ebah Majalaya menjadi rumah sakit tipe B. Keputusan tersebut dikeluarkan mengingat bangunan dan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia di RSUD Ebah cukup lengkap.

     Di rumah sakit ini sekarang ada dua ruangan baru, salah satu ruangan baru itu khusus untuk cuci darah. Ruangan ini dilengkapi televisi sehingga pasien dapat dengan nyaman menonton serta tidak tegang. Obar menambahkan, RSUD Ebah Majalaya ini akan dijadikan percontohan bagi rumah-rumah sakit lainnya yang ada di Kab. Bandung. Teknologi terbaru yang diterapkan di rumah sakit ini adalah fasilitas video conference di setiap ruangan.

     Fasilitas tersebut diperlukan agar dokter dapat mengawasi pasiennya secara berkala. Selain itu, jika terjadi sesuatu pada pasien, dokter ataupun petugas jaga dapat langsung menanganinya. Kalau ini berhasil, akan diterapkan di rumah sakit lain.

 

 

Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat, Jumat 30 Juli 2010