Pasukan Pink Pejuang Kebersihan

Bagi para pengendara yang biasa melintasi jalan sepanjang kawasan mulai dari Warung Lobak Katapang hingga Alun-alun Kota Soreang, mungkin tidak akan asing lagi jika mendapati pasukan pink tengah menyapu sampah yang berceceran.

Pasukan pink ini merupakan para petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung, yang saat menjalankan tugasnya berseragam ping, warna baju yang cukup menarik perhatian orang.

Pasukan Pink ini setiap harinya bekerja mulai pukul 06.00 hingga 08.00 WIB, kemudian istirahat dan berlanjut sampai pukul 14.00 WIB. Mereka disebar di beberapa titik, termasuk di jalan raya utama di seputar Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bandung.

Mereka secara bergantian, bertanggungjawab untuk membersihkan rute atau lokasi yang sudah ditentukan, dan di hari liburpun mereka tetap bekerja.

Dimata Bupati Bandung H.Dadang M.Naser, S.Ip, M.Ip, peran petugas kebersihan ini sangat luar biasa. Terbayang, jika tanpa mereka, lingkungan akan kumuh, kotor dan tidak nyaman. Bagi Dadang, mereka adalah pahlawan.

“Sudah selayaknya kita menghargai mereka, dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, demi meringankan pekerjaan mereka,” ucap Dadang Naser

Menjaga kebersihan kata Dadang tidak hanya menjadi tanggung jawab mereka saja, tapi menjadi pola hidup seluruh masyarakat. Kebersihan lingkungan itu sendiri akan sangat berpengaruh terhadap keselamatan manusia yang ada di sekitarnya. “Jadi sebagai produsen sampah, masyarakat pun punya tanggung jawab secara moral untuk ikut menjaga kebersihan,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas DLH Kabupaten Bandung Asep Kusumah menjelaskan, pasukan pink sebagai nama dari penyapu jalan ibu kota memiliki filosofi tersendiri. Menurutnya, uniform yang dikenakan petugas dengan warna pink memiliki arti kasih sayang, dengan filosofi ‘kita sayangi sampah, sampah sayangi kita’.

Sampah yang selama ini dianggap kotor, bau dan menakutkan, lanjutnya jika dikelola dengan baik, dampaknya bukan hanya sekedar kebersihan lingkungan dan meminimalisir resiko bencana, tetapi juga bisa bernilai ekonomi bagi masyarakat sebagai penghasil sampah itu sendiri.

“Kita punya lebih dari 20 orang pasukan pink, sebagai brand kalau kita sayangi sampah, sampah sayangi kita. Sedangkan yang digunakan di seluruh wilayah, 11 armada truk pengangkut sampah, 30 unit cator (becak motor), serta 20 container juga warnanya pink, supaya masyarakat akrab dan membiasakan diri menyayangi sampah melalui pengelolaan yang benar,” ujarnya.

Pasukan pink ini kata Asep, baru beroperasi di seputaran wilayah ibu kota di Soreang saja. Namun untuk memaksimalkan pelayanan kebersihan jalan di Kabupaten Bandung, pada perubahan anggaran tahun 2018 pihaknya akan melibatkan 100 orang kader lingkungan sebagai pasukan pink.

“Pasukan Pink saat ini baru beroperasi di Soreang yakni, Jalan Al Fathu, Alun-alun Soreang hingga Warung Lobak, Kawasan SOR Jalak Harupat, Komplek Pemkab, Kawasan Budaya Sabilulungan. Di perubahan anggaran tahun nanti 100 orang kader lingkungan akan kita rekrut dan diberi uniform pink juga. Mereka nantinya akan disebar di 4 UPT (Unit Pelayanan Teknis) kebersihan dan bertugas untuk membersihkan kawasan jalan protokol dan sekitarnya,” kata Asep Kusumah.

Selain rencana tersebut tambahnya, DLH Kabupaten Bandung saat ini sedang melakukan pembahasan mengenai dorongan kepada 4 UPT, yakni Soreang, Baleendah, Rancaekek dan Ciparay agar memiliki satu kawasan bersih setiap UPT.

“Kita dorong 4 UPT ini punya minimal satu saja kawasan masterpiece yang bersih, misalnya di Baleendah rencananya Jalan Siliwangi, Banjaran di alun-alunnya, sedangkan kawasan lainnya masih dalam pembahasan,” pungkasnya.

 

Sumber: Humas Pemkab Bandung