Pasar Majalaya Mulai Pulih

     Ati (38) pedagang sayuran mengatakan, walaupun pedagang masih menggunakan lapak seadanya, pembeli mulai ramai mengunjungi pasar tersebut.

      Ati dibantu anaknya menjaga lapak dagangannya, sementara suaminya Agus (44) masih membersihkan sisa-sisa kiosnya yang hangus terbakar. Mudah-mudahan dalam tiga hari ke depan pedagang bisa kembali membangun kios di dalam.

     Dia menambahkan, masing-masing pedagang membangun lapak sederhana berukuran 1x1,5 m2, sesuai dengan kesepakatan dengan Muspika dan pedagang sebelumnya.

     Sama halnya dengan Ati, Dedeh (46) pedagang daging ayam menuturkan, ada puluhan pedagang yang mulai kembali berjualan. Mereka pada umumnya kembali berjualan sejak Selasa (20/7).

     Dedeh berharap agar Pemerintah Kabupaten Bandung dapat segera kembali membangun Pasar Majalaya, mengingat bulan Puasa semakin dekat.

      Berbeda dengan Dedeh, Cecep (45) mengaku belum bisa berjualan karena masih menunggu kiriman barang dari distributor. Dia menambahkan, kerugian yang dideritanya akibat kejadian ini mencapai Rp. 300 juta.

      Selain lima kios miliknya hangus terbakar, beberapa karyawannya pun untuk sementara dirumahkan sambil menunggu pembangunan kembali kios dan lapak di Pasar Majalaya.

     Pembersihan sisa-sisa kebakaran Pasar Majalaya masih terus dilakukan oleh pedagang dan masyarakat sekitar.

     Seperti diberitakan sebelumnya, Pemkab Bandung telah sepakat untuk memberikan tenggat waktu selama tiga hari bagi pedagang untuk membersihkan sisa-sisa kebakaran.

     Selama waktu pembersihan itu, pemkab menyediakan lima unit truk untuk membantu para pedagang membuang sampah.

    Cahyana (40), salah seorang pedagang yang kiosnya terbakar mengatakan, pedagang akan membangun kembali kiosnya setelah sisa kebakaran dibersihkan.

     Menurut dia, hal tersebut dilakukan setelah perwakilan pedagang bermusyawarah dengan camat dan pengelola pasar. Kami semua mendukung rencana bupati yang akan segera memperbaiki pasar. Akan tetapi, untuk pembangunannya biarkan pedagang sendiri yang membangun, jangan diserahkan kepada pengembang.

     Cahyana mengungkapkan, keinginan pedagang untuk membangun sendiri kios dan lapaknya didasarkan pada pengalaman kebakaran pasar yang terjadi pada 1995. Saat itu pedagang membangun sendiri kiosnya.Nantinya tinggi bangunan akan ditambah satu meter dan atapnya menggunakan asbes.

Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat, Edisi Kamis 22 Juli 2010