Pagelaran Seni Budaya, Sosialisasikan pilkada Tak Monoton

Jelang satu tahun Pemilihan Umum (Pemilu)  tahun 2019, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bandung menyelenggarakan pagelaran seni budaya, sebagai cara tidak monoton mensosialisasikan hak politik kepada masyarakat, di Gedung Moch.Toha Soreang, Sabtu (21/4).

Sekertaris Daerah Kabupaten Bandung Ir.H.Sofian Nataprawira,MP selaku Ketua Desk Pilkada mengungkapkan, pagelaran seni budaya bertujuan untuk mensosialisasikan Pilkada serentak kepada masyarakat satu tahun menyonsong pemilu serentak tahun 2019. Menurutnya, guna meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pilkada, pagelaran tersebut merupakan salah satu langkah strategis.

“Saya selaku Ketua Desk Pilkada, membantu mensukseskan penyelenggaraan Pilkada di Kabupaten Bandung. Pagelaran seni budaya ini adalah strategi mensosialisasikan Pilkada ke masyarakat khusunya para pemilih pemula. Informasinya disampaikan  lebih menarik, menyenangkan sehingga tidak monoton dan terkesan kaku,” ungkap Sekda didampingi Asisten Pemerintahan Yudhi Haryanto.

Dengan dilakukannya sosialisasi dalam kemasan seni budaya ucap Sekda, diharapkan partisipasi pemilih meningkat untuk menggunakan hak politiknya. Beberapa kali pihaknya bersama KPU telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, baik di  kecamatan, kelurahan atau desa, termasuk sosialisasi kepada pemilih pemula di sekolah-sekolah.

“Saya harap partisipasi masyarakat dalam Pilkada terus meningkat. DPT (Daftar Pemilih Tetap) sudah ditetapkan di angka 2,3 juta jiwa. Namun sekitar 3.000 orang belum melakukan perekaman KTP, dan ini akan terus kita evaluasi mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa selesai,” imbuhnya.

Sementara Ketua  KPU  Kabupaten Bandung Agus Hasbi Noor menjelaskan pagelaran seni dan budaya, yang digelar merupakan salah satu bentuk cara mengajak masyarakat supaya mau menggunakan hak politikny untu menentuan masa depan negara.

“Ini adalah cara bagaimana kita dapat mendekati para pemilih, khususnya dari kalangan pemuda dan pemilih pemula.  Karena melalui pagelaran seni dan budaya, biasanya para pemilih pemula dan pemuda dan remaja akan lebih tertarik.  Jadi pendekatannya tidak secara monoton tetapi melalui seni dan budaya,” papar Agus Hasbi.

Dia berharap, dengan memperkenalkan bahwa 1 tahun dari sekarang  akan diselenggarakan Pemilu serentak yang pertama di Indonesia, dengan 20 partai politik yang harus dikenali dengan baik. Menurutnya,  nanti bentuk seperti ini juga akan  diadakan di setiap Kecamatan,  untuk pemilihan yang lain misalkan untuk pilgub 2018.

“Agenda serupa akan kita lakukan juga di wilayah Kecamatan. Sedangkan untuk pemilih disabilitas itu, menjadi porsi yang kami perhatikan. Karena sesuai dengan semboyannya bahwa pemilihan Gubernur itu semarak, maka di situ ada aksesibel. Sehingga nanti setiap saudara kita yang penyandang disabilitas bisa menyalurkan hak pilihnya dengan nyaman, kemudian juga mereka bisa dengan bebas dan  rahasia untuk melakukan pencoblosan,” tandasnya.

Agus Hasbi mengatakan,  pagelaran ini juga merupakan instruksi dari KPU Republik Indonesia. Pelaksanaan dilakukan oleh 514 satker  (Satuan Kerja) seluruh Indonesia dan serentak tanggal 21 April. “Ini instruksi dari pusat. Masyarakat perlu tahu bahwa dalam Pilpres tahun 2019 nanti,  dari 20 partai politik akan mengikuti pilkpres nanti, salah satunya wajib dipilih oleh masyarakat,” pungkasnya.

Sumber : Press Release Kominfo Setda