OPM Kepokmas di 4 Kecamatan

Dinas Industri dan Perdagangan Jabar, Dinas Perdagangan dan Industri
(Disperin) Kabupaten Bandung dan Bulog menggelar Operasi Pasar Murah
(OPM) di 4 Kecamatan, yaitu Paseh (4/6), Ibun (5/6), Nagreg (6/6) dan
Cilengkrang (8/6).

Kepala Disperin Kabupaten Bandung Dra. Popi Hopipah, M.Si mengatakan
OPM pada Ramadhan tahun ini menyediakan sebanyak 13.000 paket
bersubsidi, yang mana tiap paketnya terdiri dari 5 kg beras, 3 liter
minyak goreng dan 3 kg gula pasir.

“Kita hanya mengambil tiga macam kebutuhan pokok masyarakat
(kepokmas), sedangkan untuk daging sapi dan telur resikonya terlalu
besar sehingga tidak kami sediakan. 13.000 paket tersebut dibagi ke
empat kecamatan dalam jumlah paket yang tidak sama, karena berdasar
pada data Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Dinas Sosial,” terang
Kepala Disperin.

Popi Hopipah menjelaskan, kepok bersubsidi tersebut dipatok dengan
harga jauh di bawah harga pasar. “Harga beras Rp.6.500.-/5 kg, minyak
goreng Rp. 7.000,-/3 liter dan gula pasir Rp. 6.000,-/3 kg. Sedangkan
untuk harga per paket Rp. 66.000,- dari harga normal Rp. 137.500,-.
Ini artinya KPM menerima subsidi sebesar Rp. 71.500,- untuk setiap
paketnya,” urai Popi.

Agar OPM tersebut tepat sasaran dan cepat tersampaikan kepada para
KPM, 13.000 paket itu langsung didistribusikan ke tiap desa di 4
kecamatan tadi. “Masing-masing kepala desa sudah kami informasikan,
sedangkan untuk Kecamatan Paseh sekitar 4.000 paket, kemarin sudah
disampaikan langsung kepada warga yang datang. Karena kemarin Bupati
hadir langsung untuk launching kegiatan OPM ini,” tambahnya.

Sementara itu ditemui usai mengikuti Teleconference persiapan Idul
Fitri di Conference Center Polres Bandung, Bupati Bandung H. Dadang M.
Naser, S.H, S.Ip, M.Ip mengatakan, OPM yang dilaunchingnya pada Senin
(4/6) kemarin di GOR LA Desa merupakan bentuk kepedulian pemerintah
kepada masyarakat.

“Setiap tahun di bulan Ramadhan Pemkab Bandung selalu mengadakan OPM,
ini sebagai wujud kepedulian pemerintah terhadap masyarakat. Terutama
untuk ekonomi menengah ke bawah,” ucap Bupati.

Bulan Ramadhan seharusnya konsumsi masyarakat berkurang karena jatah
waktu makan pun berkurang. “Memasuki bulan puasa seharusnya harga
semakin murah, jatah makan sedikit otomatis konsumsi dan belanja
seharusnya berkurang. Tapi nyatanya daya beli malah meningkat,
permintaan semakin banyak. Sepertinya warga memindahkan waktu makan
saja, begitu adzan maghrib segala dimakan, ini bukan hal yang baik,
Islam mengajarkan kita untuk mengendalikan hawa nafsu,” imbuhnya.

Naiknya harga berbagai kepokmas, seharusnya bisa disikapi dengan
mengganti menu. “Kalau sudah tahu harga daging sapi, daging ayam itu
mahal, Tong dibeulian! (Jangan dibeli!). ganti menu dengan
mengkonsumsi ikan, gizinya tinggi dan harga pun lebih murah,” pungkas
dia.

Sumber: Humas Pemkab Bandung