Mitan Langka di Kab. Bandung Dikhawatirkan Muncul Kerawanan

 

     Kelangkaan minyak tanah itu, setelah konversi paket kompor dan gas dibagikan ke masyarakat. Kalau pun ada minyak tanah harganya mencapai Rp 6.000 - Rp 7.000/liter. Tentunya harga itu sangat dikeluhkan warga, khususnya pengguna minyak tanah. Dikhawatirkan hal ini akan memunculkan kerawanan sosial, ujar Cucu di Cijagra, Minggu (31/8). Menurutnya, keluhan yang dirasakan warga Desa Cijagra itu, mengingat konversi paket gas dan kompor yang dibagikan untuk warga di daerahnya itu belum merata.

    Dari sebanyak 1.850 paket kompor dan gas yang diusulkan ke Pertamina, baru terealisasi 1.239 paket. Sedangkan sisanya belum sampai ke masyakarat karena masih ada kekurangan dari pasokan Pertamina. Maka dari itu, masyarakat yang belum menerima terus melayangkan protes ke pemerintahan desa. Bahkan mereka hampir tiap hari datang ke desa menanyakan jatah kompor dan gas. Protes mereka itu, kata Cucu, selain karena belum menerima paket gas dan kompor, juga persediaan minyak tanah yang selama ini menjadi tumpuan hidup pun menjadi langka di pasaran.

    Untuk itu guna mengantisipasi kerawanan dan reaksi dari masyarakat yang belum menerima paket kompor dan gas, pihak pemerintah diharapkan bisa melakukan operasi pasar minyak tanah. Demikian juga harapan sejumlah warga di Kp. Balekambang, Desa Sukamaju, Kec. Majalaya. Tokoh masyarakat Balekambang, Aep Saepulloh dan Warsode mengatakan, untuk mengantisipasi kesulitan warga dalam kebutuhan minyak tanah, bisa segera dilakukan operasi pasar.

    Sebab harga minyak tanah yang ada saat ini di pengecer ada yang mencapai Rp 7.000/ liter. Bahkan sempat terjadi kelangkaan. Untuk itu, jika kondisinya seperti ini konversi paket kompor dan gas sama saja dengan omong kosong. Pasalnya di sisi lain, setelah ada konversi kompor dan gas, warga pengguna minyak tanah menjadi kesulitan mendapatkan minyak tanah.

    Kalau pun ada gas, harganya langsung melambung. Jadi niat baik pemerintah itu mana, kalau tiba-tiba harga gas dinaikkan. Akibat langkanya minyak tanah dan harganya yang mulai melambung, Isar (56), ibu rumah tangga, warga Kp. Balekambang, sudah dua minggu ini beralih ke kayu bakar untuk memasak sehari-hari.  Ibu mah ngarasa beurat lamun harga minyak tanah Rp 7.000/liter. Eta oge bisa dipeser pami aya minyak tanahna. Kadang-kadang ayeuna mah minyak tanah teh barang langka.

 

 

Sumber : Harian Umum Galamedia, Senin 1 September 2008