Menuju Bandung Bersih Sampah Tahun 2020 dan Pencanangan Citarum Harum

Bupati Bandung H. Dadang M Naser, SH,S.Ip.,M.Ip sebagai inisiator penanganan Citarum dengan Komprehensif, semakin gencar melakukan penataan hulu sungai Citarum.

Dirinya bersama seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Bandung, TNI serta masyarakat bahu membahu sabilulungan untuk terwujudnya pembangunan lingkungan yang lebih baik.

Untuk menuju Bandung bersih sampah 2020, Pemerintah sudah menggulirkan beberapa program sebagai penanganan lingkungan di hulu sungai Citarum, yakni optimalisasi upaya konservasi yang meliputi Gerakan SATAPOK (Sabilulungan Tanam Pohon Kesayangan) dan Pengembangan Kampung Konservasi Tematik menuju “Kabupaten Bandung 1000 kampung”.

Sebagai agenda membangun kesadaran seluruh pihak terhadap lingkungan hulu sungai Citarum ucap Bupati, program lain yang mendukung yaitu dilakukannya program optimalisasi peran serta dan partisipasi masyarakat melalui beberapa kegiatan, seperti hadirnya Kampung SABER (Sabilulungan Bersih), Program RW Zero Waste, Penguatan Kapasitas Pengolahan Sampah Bagi 4 Pilar Desa serta Bimbingan Teknis Pengelolaan Sampah, upaya Konservasi / Perlindungan Mata Air dan Sumber Daya Air.

“Di kawasan hulu dengan program satapok, ada konsep bahwa pohon yang ditanam wajib hidup, oleh karena itu pohon tersebut harus ada pemiliknya, tapi apabila pemilik pohon tersebut jauh dari lokasi rumah, harus ada pemeliharaan. Sehingga pihaknya pun telah menyiapkan 120 orang dari LMDH untuk menguasai satu petak atau 80 pohon, dan pemilik harus menitip uang sebesar Rp 25 ribu per pohon,” imbuhnya.

Sehingga lanjutnya, konsep leuweng Hejo rakyat Ngejo dengan satapok, sudah diawali dengan begitu penanaman masyarakat dapat uang.

Dalam waktu enam bulan kata Dia pohon tersebut tumbuh, lalu akan diberikan sertifikat pohon dan diakhir tahun akan ada nilai tunai dan satu tahun pohon akan diganti sebesar 100 ribu dari dana CSR.

Pohon-pohon untuk program satapok akan diberikan oleh dinas, namun untuk saat ini pohon tersebut hanya diperuntukan lahan kritis, supaya dijamin konservasi berhasil.

"Diawal dapat pemeliharaan, ditengah dapat sertifikat dan diakhir mendapatkan uang, dan sertifikat ini dapat diagunkan untuk pinjaman,” ucapnya.

Yang kedua, Dikawasan hulu Sungai Citarum, ada Situ Cisanti di petak 73, yang nanti menjadi lokasi pencangan oleh Presiden telah di diskusikan dengan Perhutani dan PJT yang akan di perkuat menjadi arboretum.

Arboretum merupakan suatu kawasan untuk mengembalikan pungsi vegetasi dengan penanaman kembali dengan tanaman endemik yang sudah hilang.

"Itu akan menjadi rintisan taman hutan raya. Kalau di utara ada tahura, nah di Kabupaten Bandung pun nantukan akan ada tahura Cisanti, mudah-mudahan nanti pada moment presiden ritisan tahuranya bisa di canangkan langsung oleh Presiden, karena mulai hari ini pihaknya sudah tugaskan Kabid Konservasi, konsultasi untuk mengarah ke rencana taman hutan raya," ujar Bupati Bandung.

Sementara untuk penanganan lingkungan di hilir atau sepanjang Aliran Sungai Citarum, dilakukan berbagai program pengelolaan sampah diantaranya pengelolaan sampah berbasis Rumah Tangga melalui beberapa kegiatan yakni Gerakan Lubang Cerdas Organik (LCO), Pengembangan Bank Sampah, Pembangunan Bank Sampah Induk serta revitalisasi 60 Tempat Pengelolaan Sampah (TPS).

Selain itu digalakkan juga penanganan sampah liar menjadi Pojok Edukasi Bersih Sampah (POKASIH), Program Kampung Iklim serta Program Peningkatan Kapasitas Masyarakat (Adiwiyata, Saka Kalpataru, dsb).

Bupati Bandung mengatakan, selain berbagai program tadi, keseriusan pemerintah dalam menyelesaikan masalah yang disebabkan Sungai Citarum, dilakukan pula pengendalian secara vegetative.

Sebagai salah satu langkah mengatasi persoalan lahan kritis di hulu sungai Citarum, sekitar tahun 2013 lalu dilakukan pembuatan leuweung sabilulungan.

Tanpa mengesampingkan lahan kritis di daerah lainnya, tambah Bupati, penanganan lahan kritis di Kecamatan Kertasari menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Bandung.

Hal ini perlu dilakukan, mengingat di wilayah ini terdapat hulu sungai Citarum yang keberadaannya sangat dinantikan oleh jutaan penduduk Jawa Barat.

“Jika lahan kritis di Kertasari tidak segera ditangani, maka akan mengakibatkan sedimentasi yang demikian tinggi di aliran sungai Citarum, untuk itu saya sangat memprioritaskan penanganan lahan kritis di daerah hulu saat itu,” ujarnya.

Sebelumnya, Bupati Bandung Dadang M. Naser mengakui masih ada alih-fungsi lahan di area hulu Sungai Citarum.

Beberapa jenis alih-fungsi lahan itu di antaranya ditemukan masih adanya area pertanian sayuran masyarakat di lahan hutan yang sebenarnya tidak diperbolehkan ditanami sayuran.

Sehingga, hal itu pun berdampak pada kelangsungan ekosistem dan timbulnya lahan kritis.

“Untuk memulihkan lahan kritis dan menata ruang di hulu Sungai Citarum, saya ingatkan berkali kali untuk masyarakat yang masih menanami sayur-mayur di lahan dengan kemiringan tertentu, agar bersikap kooperatif dalam menjaga kawasan di hulu,” ungkap Bupati Dadang M. Naser.

Pemerintah bersama konsorsium sabilulungan ucap Bupati, juga sudah mengarahkan para petani sayur mendapatkan bimbingan dan difasilitasi, sehingga mereka beralih profesi menjadi petani buah.

Bupati mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat dan semua element untuk sabilulungan berupaya mengatasi persoalan lingkungan, yang nantinya berakibat bencana.

“Karena tidak mungkin pemerintah mampu bekerja sendiri dalam penanggulangan bencana. Dibutuhkan peran aktif dan kerjasama semua pihak, baik mulai dari upaya prefentif, responsif juga rehabilitative,” ujarnya.

Bupati Bandung yang akrab disapa Kang DN, optimis, sinergitas yang dibangun Pemda baik dengan TNI, masyarakat maupun seluruh pihak akan sangat mendukung terwujudnya program Bandung Bersih Sampah 2020 dan Gerakan Citarum yang dalan waktu dekat akan dicanangkan oleh Presiden RI Joko Widodo bertempat di hulu sungai Citarum yaitu di Situ Cisanti Kecamatan Kertasari Kab Bandung.

“Sinergitas Pemda dan TNI kali ini akan memperkuat upaya pencapaian terwujudnya program strategis Kabupaten Bandung di bidang lingkungan. Melalui Sosialisasi Kebijakan tentang pengelolaan lingkungan yang dilakukan selama ini, penguatan kapasitas Babinsa akan terbangun dan menjadi elemen penting bersama pemerintah desa dalam memotivasi, membina dan menggerakan masyarakat dalam memahami dan meresfon secara tepat bertanggungjawab dalam mengelola sampah dan lingkungan, bahwa perlu keterlibatan semua masyarakat sebagai sumber sampah dan pemberi pengaruh atas baik ataupun rusaknya lingkungan, " pungkas Bupati Bandung.

Sementara dari aspek teknis penanganan sampah di hilir sungai Citarum terkait pengendalian limbah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Asep Kusumah mengurai pihaknya sudah melakukan upaya pengendalian limbah melalui sistem Pengendalian dokumen dan perizinan lingkungan, Pembangunan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik, Pemanfaatan limbah Kotoran Hewan menjadi Biogas.

“Selain itu, kita juga sudah lakukan Properkab (Program Peningkatan Kinerja Pengelolaan Lingkungan di Kabupaten Bandung), Sistem Pengawasan Lingkungan, Pembinaan dan Pengawasan Industri, Program Pemantauan 70 Titik Anak Sungai Citarum, Pos Pengaduan Pencemaran dan Kerusakan, Badega Lingkungan serta Sistem Penegakan Hukum Lingkungan,” ucap Asep Kusumah.

Dia berharap, dengan komprehensifnya berbagai gerakan yang dilakukan, progress menuju Bandung bebas sampah 2020 dan Citarum Harum akan berhasil untuk pambangunan kehidupan masyarakat yang berkelanjutan.

Press Release Kominfo Setda.