Melaju ke Tingkat Nasional, Bupati Targetkan Posyandu Mandiri Naik 60%

Bupati : “ Namanya juga pelayanan terpadu, pastinya semua harus sabilulungan bekerja”


Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan keluarga berencana.  Kini posyandu menjadi sarana yang strategis, dalam mendukung pembangunan serta peningkatan kualitas  hidup masyarakat. Bukan hanya dari segi kesehatan, namun ekonomi, sosial juga pendidikan.

Bagi pemerintah daerah kata Bupati Bandung H. Dadang M. Naser,SH,S.Ip.,M.Ip, posyandu merupakan garda terdepan dalam proses pembangunan, sebagai kabupaten sehat.  Oleh karena itu lanjutnya, keberadaan posyandu di Kabupaten Bandung terus ditingkatkan dan dijadikan sebagai posyandu terintegrasi dengan menangani ibu hamil, bayi, gizi, tumbuh kembang anak, Keluarga berencana (KB), stimulasi edukasi dan balita. 

“Namanya juga pelayanan terpadu, pastinya semua harus berkontribusi terpadu secara sabilulungan mendukung program posyandu. Apalagi sekarang sudah terbentuk 1.949 posyandu mandiri, dari jumlah keseluruhan 4. 288 posyandu,” ungkap Bupati dalam acara Penerimaan tim veifikasi lapangan lomba posyandu tingkat nasional tahun 2019 di rumah jabatan bupati Bandung di Soreang, Senin (11/3/2019).

Posyandu Mandiri,  merupakan Posyandu yang sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur untuk cakupan 5 program utama, yakni KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), KB, Imunisasi, Gizi dan  Penanggulangan diare, ada program tambahan dan dana sehat, telah menjangkau lebih dari 50% KK. Untuk Posyandu tingkat ini, intervensinya adalah pembinaan Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat).

Sampai dengan saat ini kata dia, baru tercapai 45,45 % posyandu yang berstrata mandiri, “insha allah target tahun 2019 naik menjadi 60 %. Tentu saja ini harus diimbangi dengan kerja keras dan kreativitas pembinaan posyandu, agar output terhadap masyarakat lebih berdampak nyata,” harapnya.

Lebih lanjut Bupati menegaskan, dengan peran serta Tim Penggerak Pemberdayaan kesejahteraan Keluarga (TP PKK), melalui kader kesehatan, derajat kesehatan Kabupaten Bandung menunjukan tren positif, hal tersebut diukur dari usia harapan hidup. usia harapan hidup Kabupaten Bandung tahun 2018 mencapai 73.16 poin naik 0.3 poin dibanding angka harapan hidup (ahh) tahun 2017 yang mencapai 73.13 poin. “Kalau usianya panjang dan amalnya baik, maka itulah orang pilihan tuhan, karena sebaik-baiknya manusia itu orang yang diberi umur panjang dan kinerjanya baik,” imbuhnya.

Dilihat dari jumlah tersebut kata Bupati, menggambarkan bahwa posyandu merupakan organisasi sosial yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kesehatan dan KB, serta mendorong ekonomi keluarga dengan tujuan agar dapat dengan mudah memperoleh hak-hak dasarnya, khususnya hak mendapatkan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh, dari, dan untuk masyarakat.  

“Dengan peran tersebut, posyandu tampil sebagai wadah pelayanan kesehatan dasar berbasis swadaya masyarakat, sekaligus refleksi dari tradisi sabilulungan yang sudah menjadi akar budaya masyarakat Kabupaten Bandung. Fungsi selanjutnya, kita akan dorong fungsi posyandu untuk BKB (Bina Keluarga Balita),  BKR (Bina Keluarga Remaja) dan BKL (Bina Keluarga Lansia), dengan memaksimalkan peran seluruh PD (Perangkat Daerah),” papar Bupati didampingi Sekretaris Daerah Teddy kusdiana.

Sementara itu, dengan terpilihnya Posyandu Teratai 21 Desa Ciwidey sebagai wakil dari Jawa Barat pada ajang lomba posyandu tingkat  nasional, Ketua Tim Verifikasi lomba posyandu tingkat nasional tahun 2019 dari Kemendagri Drs. Wawan Munawar Kholid menyebutkan, semua tahapan penilaian posyandu harus melewati 3 point, yakni input, proses dan output di lapangan. Menurutnya, keterpaduan 3 point tersebut harus diverifikasi langsung untuk memastikan dampaknya kepada masyarakat di Ciwidey.

“Dari 6 besar ini, nominasi posyandu harus menjalankan keterpaduan 3 point tadi, nanti kita akumulatifkan nilainya. Apakah fakta dilapangan sesuai laporan data yang kami terima, atau bahkan kondisi di lapangan lebih bagus. Apalagi sudah ada 27 inovasi yang dilakukan posyandu Teratai ini untuk masyarakat di Desa Ciwidey,” terang Wawan.

Dia berharap, dalam menjalankan posyandu di seluruh wilayah nusantara termasuk Kabupaten Bandung, para kepala daerah dan jajarannya, bisa memberi perhatian bahwa posyandu merupakan pintu gerbang untuk mensejahterakan masyarakat, baik dari segi kesehatan, ekonomi, social serta pendidikan.

“Saya harap Bupati dan jajarannya aware mendorong semua pihak termasuk swasta untuk memajukan posyandu agar semakin berdampak positif untuk masyarakat,” pungkasnya. 

Sumber : Humas Kabupaten Bandung