Masjid dan RS Salman, Pusat Pembangunan Jasmani dan Rohani

Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, S.H, S.Ip, M.Ip melakukan pemancangan tiang pertama pembangunan Masjid Salman Rasidi. Masjid yang digagas Yayasan Pembina Salman (YPS) Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Badan Wakaf Salman ITB itu, berlokasi di Desa Sekarwangi Kecamatan Soreang.

Masjid yang mengawali pembangunan Komplek Rumah Sakit (RS) Salman Hospital tersebut, akan mendorong pembangunan spiritual masyarakat Kabupaten Bandung. Menurut Dadang faktor kesehatan, baik jasmani maupun spiritual, turut berkontribusi terhadap peningkatan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bandung.

“Ini adalah investasi akhirat dari Badan Wakaf Salman ITB, para pewakaf (muwakif) dan juga donatur yang sudah menitipkan hartanya untuk kepentingan umat. Saya kira ini bisa menjadi pendorong pembangunan manusia yang lebih baik, terlebih di bulan suci Ramadan,” ujar Bupati Dadang Naser di sela-sela acara, Senin (20/5/2019).

Pembangunan masjid tersebut diperkirakan memakan waktu hingga delapan bulan. Namun demikian dirinya berharap bisa dipercepat, agar dapat menjadi pusat kegiatan umat dan dapat memulai pembangunan RS. 

Kehadiran RS Salman akan menjadi pelengkap RS yang sudah ada di Kabupaten Bandung, terutama saling mendukung dalam pelayanan kesehatan. Bupati berterimakasih atas kehadiran Salman ITB dalam rencana pembangunan masjid dan RS tersebut.

“Saya kira kehadiran masjid Salman Rasidi ini akan turut membina spiritual Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih baik. Tentu saya akan dukung dan bantu agar pembangunannya lebih cepat. Selain itu, semoga ini akan bermanfa’at bagi masyarakat dan juga menjadi semangat fisabilillah, bagi semua pihak yang terlibat dalam pembangunan dan pemanfaatan masjid ini,” tutup Bupati.

Ketua Yayasan Pembinan Masjid (YPM) Salman ITB Prof. Dr. Ir. Suwarno menyebut, pembangunan masjid menjadi langkah awal sebelum memulai pembangunan Rumah Sakit (RS) Salman.

Selain sebagai pusat kegiatan umat dan pusat pelayanan kesehatan, berdirinya masjid dan RS ini akan dilengkapi dengan pusat pembinaan dan pelatihan bidang kesehatan bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan kemampuan serta kualitas SDM.

Masjid yang memiliki luas tanah 500 m2  dengan luas bangunan 13 x 15 meter dan memiliki 2 lantai tersebut, terdiri dari ruang utama, ruang wudhu dan toilet, kantor manajemen dan menara. Diperkirakan masjid yang dapat menampung maksimal 350 orang jam’ah tersebut, menghabiskan anggaran kurang lebih Rp. 3 milyar yang bersumber dari para pewakaf (muwakif) dan donasi jama’ah.

“Kami mencontoh apa yang dilakukan Rasullulah ketika membangun Masjid Quba, saat melakukan hijrah dari Mekkah ke Madinah. Juga sebagai simbol bahwa pembangunan masjid ini dilandasi semangat spiritual yang tinggi kepada Allah dan masyarakat Kabupaten Bandung,” ucap Prof. Suwarno.

Untuk itu pelayanan RS Salman akan mengusung value Safety, Syar’i, Sophisticated, Sustainable dan Hospitality (S4H), sebagai nilai yang menunjukkan komitmen dan integritas tinggi pihaknya dalam melayani masyarakat.

Pembangunan masjid dan RS wakaf ini, kata dia, sangat didukung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, terutama dalam hal perizinan. Di atas total lahan seluas 16.000 m2, RS dengan 4 lantai ini akan mampu menampung 100 tempat tidur.

“Saya sangat berterimakasih kepada Bapak Bupati dan jajaran atas dukungan pembangunan masjid Salman Rasidi ini. Bahkan untuk hal perizinan rumah sakit yang lazimnya memakan waktu hingga 2 tahun, hanya membutuhkan waktu sekitar 16 bulan saja. Saya kira ini kemudahan yang Allah berikan atas usaha pembangunan masjid wakaf ini,” tutur Suwarno.

Suwarno menjelaskan jika hadirnya Masjid dan RS ini bukan hanya sebagai pusat kegiatan dan pelayanan. Akan tetapi nantinya RS ini akan mempedulikan lingkungan agar limbahnya tidak mengganggu masyarakat sekitar.

“Kita sangat yakin, jika ruh kita tentang spiritual, maka hal lain itu akan mudah untuk dijalankan. Mudah-mudahan masjid ini menjadi ruhnya pelayanan RS Salman nantinya,” pungkas Suwarno.


Sumber : Humas Pemkab Bandung