Klasik Beans, Raih ‘2019 Community Leadership Award’

Koperasi Klasik Beans meraih ‘2019 Community Leadership Award’ dari organisasi lingkungan The Rainforest Alliance. Penghargaan itu diterima Pendiri Klasik Beans Eko Purnomowidi dan Manajer Klasik Beans Deden Rizal Pahlevi, pada acara 32nd Spring Gala (Pesta Musim Semi ke-32) di American Museum of Natural History Kota New York Amerika Serikat, Rabu 8 Mei 2019.

 

 

Melalui proses seleksi yang panjang Klasik Beans berhak meraih penghargaan bergengsi itu, atas komitmen koperasi tersebut dalam penghijauan hutan. Koperasi yang berada di kawasan Gunung Puntang Kecamatan Cimaung itu, mewakili konsep pengembangan perkebunan kopi rakyat yang berkelanjutan untuk masa depan.

 

 

Quality Control (Penyelia Kualitas) Klasik Beans Imas Suryati mengungkap, awalnya koperasi ini didirikan sebagai relawan tanggap bencana dan organisasi pelestarian hutan. Determinasi dan konsistensi dalam mengedepankan agroforestry (pertanian berbasis kehutanan), terang Imas, membuat koperasi ini berhasil mencuri perhatian The Rainforest Alliance.

 

 

“Awalnya kami adalah kelompok pecinta alam, relawan bencana dan tukang tanam pohon di hutan-hutan dataran tinggi, yang semakin kritis karena ulah manusia. Kami menggunakan kopi untuk advokasi perkebunan rakyat berbasis agroforestry. Tujuannya tidak lain adalah memperbaiki alam yang sudah rusak, agar dapat kembali menjadi warisan untuk masa depan,” ungkap Imas Suryati melalui sambungan whatsapp, Sabtu (11/5/2019).

 

 

Berbagi pengetahuan tentang agroforestry dengan masyarakat, sebagai solusi jangka panjang atas bahaya yang ditimbulkan oleh deforestasi (penggundulan hutan), pihaknya terus berkomitmen memberikan pendidikan tentang manfaat konservasi hutan. Hingga tahun 2018, dengan melibatkan masyarakat melalui kopi dan pelestarian tanaman endemik, seluas 270 hektar lahan kritis di 7 titik di Jawa Barat berhasil direforestasi (dihijaukan kembali).

 

 

Disamping itu, Klasik Beans berhasil melahirkan kembali identitas kopi Jawa Barat yang sempat terlupakan semenjak era Belanda. Koperasi tersebut telah memiliki rekam jejak mentereng di industri kopi tanah air. 

 

 

“Kopi dari Klasik Beans dibawa oleh barista-barista negara lain untuk berkompetisi di level internasional. Koperasi kami ini yang pertama kali mengantongi Surat Keterangan Asal (SKA) guna mengekspor kopi identitas Jawa Barat,” lanjut Imas.

 

 

Koperasi yang dibentuk pada tahun 2009 itu, fokus pada konservasi dan reboisasi setelah pembalakan liar yang menyebabkan tanah longsor Gunung Mandalawangi tahun 2004. Berawal dari delapan orang petani kopi, kini menjadi 516 orang, mereka membantu mencegah erosi dan tanah longsor, melindungi sumber air, dan habitat satwa liar. 

 

 

Upaya tersebut mencapai tonggak utama, saat The Rainforest Alliance memberikan sertifikasi pada awal 2019. Tentunya raihan penghargaan ini menjadi angin segar bagi industri kopi Indonesia, dan menjadi wajah perkebunan kopi rakyat yang berwawasan lingkungan untuk masa depan.

 

 

“Kini kami yakin bahwa alam yang kami rawat, akan memberikan kehidupan bagi para petani-petani kopi Paguyuban Tani Sunda Hejo, yang telah menjadi bagian dari Koperasi Klasik Beans,” tutup Imas.

 

 

Eko Purnomowidi mengucapkan terimakasih kepada The Rainforest Alliance. Ia juga mengajak seluruh pihak untuk terus berupaya menyelamatkan lingkungan. “Mari kita bersama-sama menanam pohon. Selamatkan lingkungan, selamatkan jiwa manusia,” ujar Eko di akun instagramnya.

 

 

Penghargaan yang telah diraih Klasik Beans tersebut, tentunya menambah deretan prestasi tersendiri untuk Kabupaten Bandung.

 

 

Sebelumnya, Kabupaten Bandung mendapat penghargaan melalui prestasi Salman Amrillah. Warga Kecamatan Ciwidey tersebut berhasil menjuarai Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) beberapa waktu lalu di Kota Teheran Iran, sehingga membawa harum nama Kabupaten Bandung di pelataran internasional.

 

 

Menilik komitmen dan sejarah berdirinya koperasi yang mengedepankan pertanian berbasis kehutanan itu, selaras dengan sejumlah program prioritas yang diemban Bupati Bandung H. Dadang M. Naser. Yakni menciptakan pembangunan ekonomi yang berdaya saing dan peningkatan kualitas lingkungan hidup. Klasik Beans tidak hanya fokus pada aspek ekonomi, namun turut berkontribusi membantu pemerintah daerah dalam menghijaukan lahan kritis.

 

 

Mengutip apa yang pernah disampaikan oleh Bupati Dadang Naser, bahwa dari sejumlah misi pembangunan yang diembannya, diakui bupati, pembangunan lingkungan hidup merupakan hal yang cukup berat jika tidak ada kerjasama semua pihak, termasuk dalam menangani lahan kritis di Kabupaten Bandung.

 

 

Pemkab Bandung sendiri sudah mengeluarkan sejumlah program dan gerakan berbasis lingkungan yang didalamnya melibatkan masyarakat sebagai subjek pembangunan. Sebut saja Hutan Sabilulungan Desa, yakni merupakan kegiatan penghijauan di lahan kritis di desa. Didalamnya melibatkan semua pihak, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat di desanya masing-masing.

 

 

Bersandar pada program-program itu, keberhasilan Klasik Beans di dunia internasional, selain kembali membawa nama harum Kabupaten Bandung, kehadirannya sangat menginspirasi. Kiprahnya tersebut juga sangat bersinergis dengan program pemerintah daerah. Ikut peduli terhadap lingkungan melalui koperasi yang mengusung konsep konservasi hutan yang berbasis ekonomi dan ibadah.

 

 

Sumber: Humas Pemkab Bandung