Kerugian Desa Tanggulun Mencapai Rp 1,6 Miliar

 

     Sejauh ini kerugian yang dialami ribuan warga itu belum menelan korban jiwa. Pasalnya, mereka sudah terlatih untuk menghadapi banjir. Sebab, banjir sudah terjadi sejak 1986 hingga sekarang, kata Kepala Desa Tanggulun, Dudu Kosasih  di sela-sela kunjungan Wakil Gubernur Jabar, Dede Yusuf di Desa Sukamaju, Kec. Majalaya, Kamis (20/11).

    Ia mengatakan, kerugian materi yang dialami ribuan warga di antaranya 22 rumah rusak berat dan ambruk. Lima dari 22 rumah itu, tambahnya, rencananya akan mendapatkan bantuan dari Bupati Bandung, berikut lima unit pompa air.

    Di samping itu, ungkapnya, bantuan sembako untuk warga korban banjir kini terus berdatangan. Di antaranya bantuan beras sebanyak 2,5 kuintal, 20 dus mi instan, 50 buah cangkul dan singkup. Dengan adanya bantuan tersebut, lanjutnya, penanganan banjir di desa tersebut diperkirakan sudah mencapai 70-80 persen. Kendati sudah ada penanganan, ia berharap warganya tetap siaga dan waspada.

    Menurutnya, ancaman banjir di Desa Tanggulun itu rata-rata 12 kali dalam setahun. Karena itu, ancaman banjir akan terus mengancam ribuan warga di Desa Majalaya, Desa Majasetra, dan Desa Sukamaju, Kec. Majalaya.

    Ketua Komite Pengawas Penanggulangan Bencana Alam Majalaya, H. Satia Natapura menyatakan, ia sangat mendukung rencana pembangunan kanal atau embuang pada lahan 17 hektare sebagai tanah carik di Desa Sukamaju.

    Sementara itu, untuk mengatasi kesulitan air bersih di Kec. Majalaya, sejumlah petugas Instalasi Pengolahan Air Bersih Dinas Tata Ruang dan Permukiman (Dispertasih) Provinsi Jabar berusaha mengemas dan mengolah air siap minum di Kp. Patrol, Desa Sukamaju, kemarin. Untuk mengolah air bersih itu, Dispertasih menurunkan satu unit mobil pengolahan air bersih untuk melayani kebutuhan air warga sehari-hari.

    Air bersih yang disiapkan untuk warga korban banjir di Kec. Majalaya itu diberikan secara gratis, kata Edi Bachtiar, petugas Dispertasih . Menurut Edi, mobil pengolahan air bersih yang disiapkan Disptertasih ini untuk membantu warga korban bencana alam, di antaranya korban banjir yang mengalami kesulitan air bersih.

    Ia mengatakan, proses pengolahan air menggunakan teknologi canggih dan bahan kimia berupa kaporit serta bahan lain yang terjamin. Bahan kimia itu berfungsi untuk menggumpalkan karena ada partikel-partikel yang terkandung di dalam air tersebut.

 

 

Sumber : Harian Umum Galamedia, Jumat 21 November 2008