KAWAH KAMOJANG, KAWASAN PARIWISATA SEHAT

Wahana wisata alam Kawah Kamojang, menjadi salah satu lokasi khusus (lokus) Tim Verifikasi Kabupaten/Kota Sehat Tingkat Pusat pada akhir Agustus mendatang.

Kawasan wisata yang berada di Desa Laksana Kecamatan Ibun tersebut, dianggap lokus yang tepat untuk mengikuti tatanan Pariwisata Sehat. Tatanan itu sendiri merupakan salah satu indicator, dalam meraih penghargaan Swasti Saba Wistara menuju kondisi Kabupaten Sehat.

Ketua Forum Kabupaten Bandung Sehat (FKBS) Hj. Kurnia Agustina mengatakan, pengajuan lokus itu dianggap memenuhi kriteria tatanan Pariwisata Sehat. Selain menjadi area wisata dan hiburan kata Kurnia, Kawah Kamojang bisa memberikan efek sehat bagi pengunjung.  "Alam yang masih hijau dan udara yang sejuk, akan tersuguhkan dari objek wisata dengan aroma belerang ini," ucap istri Bupati Bandung H. Dadang M. Naser tersebut.

Kurnia menyebutkan, terdapat sejumlah kawah di objek wisata itu, diantaranya Kawah Brecek, Kawah Kereta Api dan Kawah Hujan yang bisa menarik minat wisatawan. Sebut saja Kawah Kereta Api, suara uapnya seperti lokomotif. Sementara Kawah Hujan, uap panas dan cipratan airnya ditenggarai memiliki manfaat untuk terapi kesehatan dan mandi uap.

Dengan keunikannya itu, Kurnia berharap objek wisata kamojang harus bisa menjadi tawaran baru bagi para wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Semua pengunjung yang datang diharapkannya dapat berasumsi, bahwa kawasan itu bisa memberikan indeks kebahagiaan pada masyarakat. 

“Berlibur ke alam terbuka bukan hanya dapat menyenangkan hati, namun juga dapat menyejukkan mata dan membuat fikiran lebih segar dan bahagia. “Tak hanya itu, wisata di area hutan ini, dari sisi edukasi bisa menambah ilmu dan pengetahuan tentang biologi dan reaksi kimia, terutama bagi para pelajar", imbuh Kurnia disela-sela kegiatan Binaan Wilayah (Binwil) Lokus Pariwisata Sehat, beberapa waktu lalu di kawasan Kawah Kamojang

Pada kesempatan itu, perempuan yang akrab disapa Teh Nia ini menuturkan, untuk mendukung raihan level tertinggi dalam penilaian Kabupaten/Kota Sehat tersebut, pihaknya telah mengeluarkan beberapa inovasi. Beberapa di antaranya adalah Toilet Sehat Untuk Kita (TOSKA), Sistem Kantin Sehat Untuk Pelajar (SI KASEP), Taman dan Alam Harus Terurus dan Sehat (TADARUSS), Akses Untuk Ranah Difabel (AKURAD), Seribu Tempat Sampah Buat Kita (SERSAN BUKI) dan Buatan Lembur Tangtu Lezat dan Sehat (BUBUR TALAS).

Teh Nia menjelaskan, dalam inovasi-inovasi itu peran masyarakat dilibatkan. Kapasitas dirinya di FKBS, menjadi media penampung aspirasi masyarakat. Semua upaya yang dilakukannya, mengarah pada tujuan untuk mencapai kondisi masyarakat Kabupaten Bandung yang Bersih, Nyaman, Aman dan Sehat (Bernas). 

“Sejatinya, Swasti Saba Wistara menjadi pemicu dan motivasi kita agar lebih bersemangat. Prestasi itu adalah bonus, terpenting adalah bagaimana kita sabilulungan dapat mewujudkan Kabupaten Bandung yang Bernas,” pungkasnya pula.

Menyikapi arus wisatawan Kawah Kamojang, Ketua Kelompok Penggerak Wisata (Kompepar) Unit Kamojang, Dian Rodiansyah menerangkan selain wisatawan lokal, sejumlah pelancong dunia asal Spanyol dan Jerman pernah berlibur di Kamojang. 

Dian mengatakan di objek wisata Kawah Kamojang para pengunjung bisa berswafoto, terutama di Kawah Kereta Api karena spot fotonya unik dan menarik, kadang menjadi tempat favorit.

 “Buat milenial, spotnya istagramable juga.  Namun tetap hati-hati, bagi yang hendak berfoto di kawasan ini untuk tidak terlalu mendekat demi menjaga keselamatan. Meski sudah memakai pagar besi tetap berbahaya,” ujarnya pula.

 Sumber: Humas Pemkab Bandung