Kalla Resmikan 3 Markas PMI

      Kalau kantor, jam kerjanya dibatasi. Hanya ada tiga instansi yang memiliki markas bukan kantor, yakni TNI, polisi, dan PMI, kata Ketua Umum PMI, H. M. Jusuf Kalla (JK), saat peresmian tiga markas PMI di Jabar dipusatkan di Markas PMI Kab. Bandung, Selasa (23/11).

      Selain meresmikan Gedung PMI Kab. Bandung, Kalla yang didampingi Wagub Jabar H. Dede Yusuf juga meresmikan Markas PMI Kab. Subang dan Kab. Tasikmalaya. Kalla juga menyerahkan piagam penghargaan PMI kepada Bupati Bandung H. Obar Sobarna dan Mantan Sekretaris PMI Jabar Alm. Drs. H. Edi Edia Kartadinata yang dinilai berjasa dalam mengembangkan PMI.

     Kalla mengatakan pula, penanganan bencana membutuhkan faktor kecepatan dan mengesampingkan faktor birokrasi. PMI dalam hal ini bisa cepat dalam menangani bencana karena didukung oleh tiga faktor, yakni tersedianya relawan, peralatan yang lengkap, serta adanya pelatihan.

     Menurut Kalla, untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat, rencananya PMI membuka satu nomor telefon yaitu 764 yang berlaku secara nasional. Tiap daerah nomor telefonnya sama 764 sehingga mudah diingat dan dihubungi selama 24 jam.

     Mengenai jumlah pengelolaan labu darah, Kalla mengatakan dari kebutuhan 4,5 juta labu darah setahun, baru bisa dipenuhi sekitar 3 juta labu darah. Sampai akhir tahun ini diharapkan pengolahan labu darah meningkat 30 persen atau mencapai 4,1 juta labu darah. Sementara tahun 2011 diharapkan kebutuhan labu darah bisa dipenuhi.

    Ketua PMI Jabar H. Karna Suwanda menambahkan, peresmian tiga markas PMI itu merupakan rangkaian ulang tahun PMI tingkat Jabar yang dimulai dari 17 September lalu. Tanggal 17 September merupakan hari bersejarah yakni kelahiran PMI di tengah-tengah gejolak kemerdekaan bangsa. PMI lahir sebulan setelah kemerdekaan dan mendahului kelahiran TNI pada 5 Oktober 1945.

     Sementara itu, Ketua PMI Kab. Bandung, dr. H. Sukmahadi Thawaf, menuturkan, sejak berdiri tahun 1985, PMI Kab. Bandung selalu berpindah-pindah markas.

Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat, Edisi Rabu 24 November 2010