Kabupaten Bandung Waspada DBD, Ini Himbauan Bupati Bandung Dadang Naser : “Terapkan PHBS”

Mewabahnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di sejumlah daerah, termasuk di wilayah Kabupaten Bandung mendapat perhatian yang sangat besar dari Bupati Bandung H.Dadang M.Naser, SH, S.Ip, M.Ip.  Melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung, pihaknya terus memantau   perkembangan kasus DBD di seluruh wilayah Kabupaten Bandung.

Data Dinkes Kabupaten Bandung mencatat kasus DBD di wilayah Kabupaten Bandung, bahwa dalam rentang Agustus 2018 sampai Januari 2019, pada Agustus terjadi 128 kasus, September 135 kasus, Oktober 159 kasus, November 170 kasus, Desember 148 kasus dan sampai dengan 29 Januari terjadi 236 kasus. Kasus di bulan Januari 2019 ini, belum dua kali lipat dari kasus di bulan Januari tahun lalu. Dengan data ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung belum menetapkan kasus DBD menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).

Walaupun belum ditetapkan KLB, namun Bupati Dadang Naser tetap mengingatkan kepada masyarakat untuk selalu waspada. Bupati mengimbau masyarakat untuk selalu hidup bersih, peduli dengan hal-hal yang bisa merugikan kesehatan. “Lebih baik mencegah dari pada mengobati. Biasakan berprilaku hidup bersih dan sehat, untuk mencegah segala kemungkinan yang bisa menjadi penyakit di lingkungan kita,” imbaunya.

Dadang Naser mengatakan, dalam mengurangi dan memberantas DBD, masyarakatpun bisa ikut berperan. Selain mendukung upaya pemerintah daerah untuk melakukan pencegahan, kata Dadang partisipasi aktif masyarakat menjadi unsur penting pula dalam pengendalian DBD. Dengan cara melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dalam seminggu sekali. Setiap warga juga, tambah Dadang bisa  menjadi jumantik (juru pemantau jentik) bagi dirinya sendiri, keluarga dan  juga lingkungannya. 

 “Ada upaya-upaya yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk membantu mengurangi dan memberantas DBD. Langkah yang paling sederhana saja, seperti membersihkan bak mandi kita seminggu sekali dan sesekali perhatikanlah gantungan baju di balik pintu. Karena baju kotor yang menumpuk bisa jadi tempat favorit untuk dihinggapi nyamuk,” ungkap orang nomor 1 di Kabupaten Bandung ini.

Sementara Kepala Dinkes Kabupaten Bandung, drg. Grace Mediana Purnami, M.Kes menjelaskan kasus DBD tertinggi di wilayah Kabupaten Bandung terdapat di 16 desa/kelurahan. Masing-masing ada di Kelurahan Baleendah, Andir, Manggahang  dan Kelurahan Jelekong (Kec.Baleendah), Desa Panyirapan dan Cingcin (Kec.Soreang) dan  Desa Citeureup (Kec.Dayeuhkolot). Kemudian tiga desa di Kecamatan Pameungeuk, antara lain Desa Langonsari, Bojongmanggu  dan Desa Bojongkunci. Kasus DBD lanjut Grace Mediana terjadi juga di Desa Bojongsoang (Kec.Bojongsoang), Desa Margahayu Selatan (Kec.Margahayu), Desa Sangkanhurip dan Tarajusari (Kec.Banjaran) serta Desa Pakutandang (Kec.Ciparay).  

Untuk menekan agar kasus ini tidak meluas, Grace Mediana menerangkan pihaknya telah melakukan upaya sosialisasi, pengawasan ketat dan menyampaikan surat edaran ke tiap kecamatan dan desa/kelurahan, tentang kewaspadaan DBD dan mengingatkan kembali gerakan satu rumah satu jumantik. 

Selain itu, tambah Grace pihaknya melakukan penyelidikan epidemiologi setiap dugaan kasus DBD yang bertujuan untuk memastikan diagnosa, menentukan tempat penularan dan besaran resiko terhadap warga sekitar dengan menentukan angka bebas jentiknya (ABJ)a

“Kita juga bersama kader jumantik melakukan PSN dan fogging (pengasapan) fokus terhadap lokasi yang ABJ nya kurang dari 95% dan terdapat kasus terkonfirmasi DBD. Tak hanya itu, kita pun melalui puskesmas memberikan pelatihan kepada anak-anak agar mereka dapat jadi jumantik di rumahnya sendiri,” imbuh Grace.

Sumber: Humas Pemkab Bandung