Kabupaten Bandung Menuju Top 45

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung menjalani tahap presentasi dan wawancara dalam Top 99 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) 2019. Tahapan KIPP yang diselenggarakan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) itu, berlangsung sejak tanggal 2 sampai 16 Juli 2019.

 

Taman Pacantells (Pangulinan Cacah Menak-Taman Edukasi Lalu Lintas Sabilulungan), inovasi yang diajukan Pemkab Bandung, memenuhi syarat bersaing dengan 98 inovasi lainnya untuk menuju Top 45.

 

Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, didampingi Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bandung H. Zeis Zultaqawa dan Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Dishub Iis Ratna Komala, melakukan presentasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari para panelis dari Kemenpan RB.

 

Ditemui usai presentasi Bupati Dadang Naser mengungkapkan,  para panelis mengapresiasi inovasi Pacantells karena dianggap dapat menekan angka kecelakaan lalu lintas.

 

“Ada beberapa hal yang menjadi catatan dan masukan bagi kami, namun intinya inovasi Pacantells mendapat apresiasi yang cukup baik. Mengingat inovasi ini akan sangat bermanfaat, karena menyangkut upaya menekan jumlah korban akibat kecelakaan lalu lintas,” ungkap Bupati Dadang Naser usai sesi presentasi dan wawancara Top 99 KIPP di Ruang Rapat Sriwijaya I Kemenpan RB Jalan Jenderal Sudirman Jakarta, Senin (8/7/2019).

 

Ia juga menyebut, sasaran utama dari inovasi Pacantells adalah edukasi terhadap isu kesetaraan gender. “Taman ini kelebihannya ada edukasi berbasis kurikulum, untuk kepentingan kesamaan gender anak dan ibu. Dimana yang harus teredukasi lalu lintas itu bukan hanya bapak-bapaknya saja,” tutur bupati.

 

Bahkan banyak anak dan ibu yang mengalami kecelakaan saat berkendara, akibat minimnya pengetahuan berlalu lintas. Di Kabupaten Bandung sendiri lanjutnya, eksistensi taman ini terus disosialisasikan baik melalui media sosial maupun lembaga pendidikan.

 

“Pacantells bukan hanya mendidik dan memberikan pengetahuan tentang bagaimana cara berlalu lintas dengan baik, yang lebih esensial adalah membentuk karakter baik yang kuat sejak dini,” imbuh Dadang.

 

Karakter baik yang diharapkan tumbuh dari hadirnya taman ini, bukan hanya dalam berlalu lintas saja. “Di sini juga ada edukasi lingkungan, kesehatan dan kebersihan diri. Jika semua diserap anak sejak dini, maka akan melekat kuat dan selanjutnya akan membentuk generasi yang berkarakter,” tambahnya pula.

 

Pada tahapan yang telah memasuki hari kelima, selain Pemkab Bandung juga dilalui enam peserta lainnya. Di antaranya Pemkab Bogor, Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon, Tangerang, Cimahi, Manado dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar).

 

Tantangan dan hambatan yang ia rasakan dari inovasi taman ini, yaitu jumlah penduduk Kabupaten Bandung yang cukup banyak.

 

“3,7 juta jiwa penduduk tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi kami, namun kita antisipasi dengan efisiensi. Tidak harus setiap kecamatan atau desa ada taman, tetapi bagaimana memaksimalkan upaya proaktif dari komunitas yang sudah teredukasi di taman ini,” lanjut Dadang.

 

Upaya proaktif yang ia maksud yaitu menularkan edukasi berlalu lintas dan pengetahuan lainnya yang telah didapatkan di Pacantells.

 

“Ada pelajar pelopor keselamatan berlalu lintas. Mereka bisa menjadi duta dan menyebarkan karakter baik ini, dengan mengedukasi kepada masyarakat terutama kalangan pelajar. Anak dan ibu yang sudah pernah berkunjung, dapat menginformasikan kepada teman sebaya, juga ibu di lingkungan tempat tinggal. Bersama-sama dalam kebaikan, itu salah satu cerminan makna sabilulungan dari huruf s terakhir di Pacantells,” pungkas dia.

 

Sumber: Humas Pemkab Bandung