Kabupaten Bandung Menuju Swasti Saba Wistara

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung telah berperan dalam penyelenggaraan kabupaten kota sehat melalui pembentukan Forum Kabupaten Bandung Sehat (FKBS).

 

FKBS ini memiliki visi Terwujudnya Perilaku Individu Keluarga dan Masyarakat Kabupaten Bandung yang SAHATE (Sehat Tur Hade), Sehat Jasmani-Rohani, Sehat Moral dan Material serta Sehat Lingkungan.

 

Visi yang selaras dengan visi pembangunan yang diemban Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, S.H, S.Ip, M.Ip  yakni Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, Melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik serta Sinergi Pembangunan Pedesaan yang Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan.

 

Untuk diketahui, pada tahun 2015 Kabupaten Bandung meraih Swastisaba Padapa melalui dua tatanan kabupaten sehat, yaitu Kawasan Permukiman, Sarana dan Prasarana Umum dan Kawasan Kehidupan Masyarakat Sehat Mandiri.

 

Sedangkan pada tahun 2017, berhasil meraih penghargaan Swastisaba Wiwerda. Yakni penghargaan yang diraih melalui pemenuhan empat tatanan, yakni Kawasan Permukiman, Sarana dan Prasarana Umum, Sarana Tertib Lalu Lintas dan Pelayanan Transportasi, Pariwisata Sehat, Ketahanan Pangan dan Gizi dan Kawasan Kehidupan Masyarakat Sehat Mandiri.

 

“Pada Tahun 2019 ini, kami menyiapkan diri untuk menuju Swasti Saba Wistara. Kita akan memenuhi enam tatanan yang menjadi kategori penghargaan itu, antara lain adalah Kawasan Permukiman, Sarana dan Prasarana Umum, Pariwisata Sehat, Ketahanan Pangan dan Gizi, Kehidupan Masyarakat Sehat Mandiri dan Kawasan Kehidupan Sosial yang Sehat,” ucap Ketua FKBS  Kabupaten Bandung, Hj.Kurnia Agustina Dadang M. Naser di kediamannya di Soreang, Selasa (9/7/2019).

 

Kurnia Agustina mengatakan, dalam mendukung pencapaian tujuan visinya, pihaknya telah melakukan sembilan inovasi. Antara lain, TERMOS (Terminal Orang Sehat), SI KASEP (Sistem Kantin Sehat Pelajar), TADARUSS (Taman dan Alam Harus Terurus dan Sehat), AKURAD (Akses Untuk Komunitas Difabel), SERSAN BUKI (Seribu Tempat Sampah Buat Kita), BUBUR TALAS (Buatan Lembur Tangtu Lezat dan Sehat), KADU ASAK (Ka Posyandu Ambuna Sehat Anakna Kuat), TOSKA (Toilet Sehat Untuk Kita) dan SAPERAK (Sahabat Perlindungan Anak).

 

“TERMOS, digagas untuk mendorong agar di setiap terminal kondisinya bersih, teratur dan rapih. Diharapkan juga tersedia fasilitas seperti ruang tunggu penumpang, toilet, tempat parkir, tempat ibadah, tempat sampah, fasilitas kesehatan, ruang laktasi, fasilitas pejalan kaki, taman serta kendaraan umum yang bebas rokok,” sebut Kurnia.

 

Istri Bupati Bandung yang akrab disapa Teh Nia ini melanjutkan, inovasi kedua yaitu SI KASEP bertujuan mendorong setiap kantin di sekolah untuk menyediakan makanan aman dan nyaman, adanya fasilitas untuk menerapkan ilmu kesehatan gizi dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

 

Sementara TADARUSS, kata Teh Nia menginformasikan kepada masyarakat bahwa lingkungan yang sehat harus memiliki ciri-ciri yaitu tanah yang subur, sumber air yang bersih, udara bersih dan segar, sampah tidak berserakan, banyak tumbuhan hijau yang tumbuh dengan subur, serta air sungai yang mengalir terlihat bersih dan jernih.

 

“Di setiap fasilitas umum, juga harus tersedia kemudahan bagi kaum difabel. AKURAD mengakomodir kebutuhan aksesibilitas bangunan umum untuk kaum difabel tersebut, yang sebenarnya telah tercantum dalam Undang-undang,” tutur Teh Nia.

 

Selanjutnya SERSAN BUKI, yang mengharuskan tersedianya tempat sampah di setiap ruang publik dan fasilitas umum. Sehingga diharapkan masyarakat mampu membudayakan hidup bersih di lingkungan sekitarnya.

 

Lebih jauh Teh Nia menjelaskan, Kabupaten Bandung merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya alam, termasuk makanan. "Dengan gerakan BUBUR TALAS diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, peran dan partisipasi masyarakat dalam mewujudkan pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman," ungkapnya pula.

 

Ia pun memaparkan inovasi lainnya. KADU ASAK, imbuh dia akan mengingatkan kaum ibu yang memiliki anak balita untuk membawa buah hatinya secara rutin ke posyandu. Dengan pertimbangan posyandu berkontribusi menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

 

Dari aspek pendidikan, ia menilai dalam proses belajar mengajar di sekolah, tersedianya fasilitas atau sarana dan prasarana merupakan salah satu bagian yang paling penting. Begitu pula dengan TOSKA yang dapat membantu kenyamanan dalam proses belajar mengajar di sekolah.

 

“Inovasi yang terakhir adalah SAPERAK. Kami mengajak para orangtua untuk melindungi anak dengan empat cara sederhana. Yaitu dengan mengetahui tempat dimana anak bermain, dengan siapa anak bermain, permainan apa yang dilakukan anak dan juga melibatkan ayah dalam pola pengasuhan anak. Dengan sembilan inovasi tersebut, ditambah enam tatanan yang kami ajukan, Kabupaten Bandung siap menuju Swastisaba Wistara 2019,” pungkas Teh Nia.

 

Sumber: Humas Pemkab Bandung