Kabupaten Bandung Dipasang Alat Pendeteksi Gempa

Dalam upaya meminimalisir dampak bencana alam, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memasang sensor seismograf Pasirjambu Jawa Indonesia (PBJI) di Kabupaten Bandung.


Alat sensor tersebut dipasang di wilayah yang disinyalir secara geografis rawan benca gempa bumi dan langsung diresmikan oleh Kepala BMKG Pusat, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D didampingi Wakil Bupati Bandung, H.Gun Gun Gunawan di Kantor Kecamatan Pasirjambu, Jum'at (25/10).


Dwikorita Karnawati mengatakan sensor seismograf merupakan alat pendeteksi gempa dan tsunami yang merekam getaran, kekuatan dan jarak pusat gempa.


Data yang terdeteksi oleh sensor, kata Dwikorita akan secara otomatis terkirim dan terhimpun di pusat data BMKG pusat. Data yang masuk akan dihitung oleh Artificially Intelligence (Ai) atau otak tiruan di komputer yang menghitung magnitudo besaran gempa dari data yang masuk dari sensor getaran.


Dwikorita menyebutkan, berdasarkan data dari Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) tahun 2016, Kabupaten Bandung berada di peringkat 11 sebagai daerah rawan terjadi bencana di Provinsi Jawa Barat dan 155 pada tingkat nasional dengan skor 174 kelas risiko tinggi.


Dia pun menambahkan, bahwa potensi bencana besar di Kabupaten Bandung, yaitu potensi gempa tektonik sangat kuat. "Terdapat garis bencana yang membentang dari Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, Pangalengan, Kertasari Dan Ciwidey. Apabila terjadi gempa tektonik di laut maka akan menggoyang beberapa wilayah tersebut," terangnya.

Lebih jauh Dwikorita memaparkan jika sensor seismograf merupakan bagian dari pembangunan sistem peringatan dini bencana (early warning system) dengan komputer modeling.  

"Jadi sistem peringatan dini dibangun menggunakan sensor-sensor gempa komputer modeling dan saat itu yang ditambah sensor gempa bumi menjadi 174 sensor pada tahun 2008," tambahnya lagi.


Mengenai efektivitas kinerja dari sensor seismograf, Ia menilai jika jumlah tersebut belum cukup untuk luas wilayah yang besar seperti Indonesia. Di Kabupaten Bandung sendiri sudah terpasang 2 sensor yang menambah jumlah 20 sensor lain di Jawa Barat.

Dengan beroperasinya sensor seismograf PBJI ini, menurut Gun Gun Gunawan akan menjadi nilai tambah dalam mitigasi bencana terutama gempabumi di Kabupaten Bandung.

"Kemungkinan kalau ada alat yang bisa mendeteksi secara dini ini bisa meminimalisir dampak dan lebih banyak tindakan yang bisa dilakukan,"ujar Gun Gun

Namun dirinya menilai, tak cukup hanya dengan alat pendeteksi. Menurutnya, letak geografis Kabupaten Bandung yang berada di wilayah relatif kerawanan tinggi bencana mengharuskan setiap warga selalu siaga. Wawasan masyarakat mengenai mitigasi bencana juga diperlukan

"Dengan adanya alat ini bukan berarti sudah aman tetapi bisa meminimalisir karena dapat terdeteksi secara dini.  Alat ini juga diperlukan sebagai edukasi tentang kebencanaan pada masyarakat. Ini harus masuk dalam kurikulum pengajaran siswa di sekolah,"tegasnya.


Gun Gun menjelaskan bahwa selama ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah melakukan sosialisasi tentang kebencanaan. Namun pihaknya juga mengharapkan ada instruksi langsung dari pusat baik dari Mendiknas, Mendagri juga BMKG tentang kurikulum edukasi tentang kebencanaan. Hal tersebut menurutnya menjadi salah satu upaya lain dalam mitigasi bencana melalui edukasi ataupun simulasi kebencanaan.

"Kita melalui BMKG memang sudah melakukan simulasi kebencanaan kepada masyarakat namun kita tidak bisa bergerak sendiri-sendiri. Diperlukan kerja yang sinkron, apalagi perihal anggaran diperlukan banyak." tambahnya.


Sumber : Humas Pemkab Bandung