Jika Normalisasi Sungai Citarum Dilaksanakan Warga Sukamaju Tuntut Ganti Rugi

    Karena itu, kami sebagai wakil masyarakat yang dipastikan rumah dan tanahnya akan terkena pembebasan lahan dalam program normalisasi Sungai Citarum, mengharapkan adanya ganti rugi. Terlebih lagi, rumah yang akan terkena pembebasan bisa mencapai 500 unit, dan sedikitnya enam pabrik tekstil. Belum lagi lahan tanah milik mereka, kata Soni saat ditemui di dekat bantaran Sungai Citarum, Jln. Leuwidulang Desa Sukamaju, Kec. Majalaya, Kab. Bandung, Senin (14/4).

    Menurut Soni, jika pemerintah tidak memberi jaminan ganti rugi dalam pembebasan lahan tersebut, dikhawatirkan akan menimbulkan kerawanan di tengah warga yang mengharapkan adanya ganti rugi.  Setelah saya mencoba ngobrol dengan warga, ternyata yang rumah dan tanahnya terkena program pembebasan lahan mengharapkan adanya ganti rugi. Bahkan, mereka tidak akan begitu saja membiarkan rumah dan tanahnya terkena pembongkaran dalam pembebasan lahan.

    Jika dalam pembebasan lahan tidak ada ganti rugi, lanjut Soni, dikhawatirkan aparat desa akan mendapat reaksi dari masyarakat. Kendati demikian, pada dasarnya warga Desa Sukamaju sangat mendukung apa yang menjadi program kerja pemerintah, terkait dengan pelaksanaan normalisasi itu.

    Apalagi saat ini, sebanyak 1.063 rumah di Desa Sukamaju sering terendam banjir dari luapan Sungai Citarum. Bahkan, warga sudah sangat mengharapkan pelaksanaan normalisasi sungai tersebut. Pasalnya, setiap turun hujan deras di hulu Sungai Citarum, kawasan Desa Sukamaju kerap kebanjiran.

    Soni menyatakan, setelah beberapa tahun terakhir Desa Sukamaju kebanjiran, sedikitnya 7 rumah warga yang dekat dengan bantaran sungai rusak berat. Dinding rumahnya jebol akibat diterjang luapan Sungai Citarum. Rumah yang jebol itu tersebar di Kp. Leuwidulang RW 02 dan RW 03.

    Ketujuh rumah yang jebol itu diantaranya sempat diperbaiki oleh pemiliknya masing-masing. Namun setelah diperbaiki, rumah mereka kembali jebol setelah diterjang banjir susulan. Selain rumah, ujar Soni, benteng pabrik tekstil juga jebol sepanjang 30 meter. Belum diketahui jumlah kerugian yang dialami korban banjir. Tetapi, aparat desa setempat memperkirakan jumlah kerugian yang diderita warga mencapai puluhan juta rupiah.
 
 
 
Sumber : Harian Umum Galamedia, Selasa 15 April 2008