Jalan "Amburadul" Ganggu Wisata

    Berbagai keterangan yang dihimpun, Minggu (29/6), di dua lokasi tersebut, menyebutkan, kerusakan jalan di wilayah tersebut sudah berlangsung selama dua hingga lima tahun terakhir ini. Seperti halnya kerusakan jalan yang terjadi di Desa Wanasuka, sepanjang 1,5 km yang menuju lokasi Wahana Wisata Cibolang, sudah berlangsung lebih dari lima tahun. Sedangkan kerusakan jalan di Desa Tarumajaya, sepanjang 15 km yang menuju lokasi Situ Cisanti sudah terjadi sejak dua tahun terakhir ini.

    Site Manager Wahana Wisata Cibolang, Rahmat menegaskan, kerusakan jalan yang cukup parah menuju lokasi wisata tersebut, sangat mengganggu dunia pariwisata dan kunjungan wisatawan. Karena para wisatawan merasa tidak nyaman ketika melihat jalan rusak saat berkunjung ke lokasi wisata.

    Sejak beberapa tahun terakhir ini, banyak di antara wisatawan yang komplain kepada kami. Karena jalan menuju lokasi Wahana Wisata Cibolang rusak parah. Pasalnya, kerusakan jalan itu menghambat laju kendaraan yang ditumpangi mereka, seperti jenis bus, minibus, sepeda motor, dan kendaraan lainnya

    Karena itu, berharap pemerintah terkait bisa melirik perbaikan infrastruktur guna menunjang dunia pariwisata. Sebab selama ini, ia menyatakan, dari setiap kendaraan dan orang yang berkunjung dikenai retribusi/pajak antara 20-30%.

    Restribusi itu masuk ke pendapatan anggaran daerah (PAD). Lantas, dana yang masuk itu dikemanakan? Sebab, dengan adanya kerusakan jalan, secara otomatis menurunkan kunjungan wisatawan hingga 40% dari rata-rata 1.000 orang lebih per bulannya.

    Di tempat terpisah, Kepala Desa Tarumajaya, Ayi Iskandar, mengeluhkan, jalan sepanjang 15 km yang berada di wilayahnya itu rusak parah. Melihat kondisi jalan seperti itu, imbuh Ayi, sangat mengganggu terhadap aktivitas warga. Kendati sebelumnya, dari 15 km yang rusak itu, 600 meter di antaranya sempat diperbaiki. Tetapi kondisinya kembali rusak dan upaya perbaikannya pun kurang maksimal.

    Warga kami sudah sangat mengeluhkan kondisi jalan yang rusak. Apalagi, bagi para petani harus mengeluarkan ongkos yang cukup besar, di saat mengangkut hasil pertaniannya. Termasuk ongkos ojek juga menjadi naik.

 

Sumber: Harian Umum Galamedia, Senin 30 Juni 2008