Industri Majalaya Terancam Gagal Ekspor
Kendati demikian, masih ada beberapa industri yang bertahan meski harus melakukan efisiensi biaya produksi dan karyawan. Daya beli masyarakat di Amerika Serikat dan Eropa sebagai pasar potensial produk dari Majalaya, sedang menurun, kata seorang pengusaha tekstil sekaligus pengurus Persatuan Pengusaha Tekstil Majalaya, Deden Suwega kepada , Jalan Raya Rancajigang Majalaya, Kab. Bandung.
Menurutnya, saat ini, di negara-negara tersebut sedang terjadi krisis keuangan. Maka secara otomatis ekspor barang ke negara-negara tersebut mengalami penurunan yang drastis. Imbas krisis keuangan global yang terjadi saat ini sangat memengaruhi perekonomian di Majalaya dan sekitarnya. Pasalnya, sebagian besar pasar industri tekstil yang ada di Majalaya adalah negara-negara maju, seperti Amerika Serikat.
Dikatakannya, untuk mempertahankan usahanya, para pengusaha besar di Majalaya memindahkan bidikan pasar ke dalam negeri. Kondisi seperti itu membawa dampak buruk terhadap para pengusaha UKM, khususnya asal Majalaya yang selama ini pemasarannya fokus di dalam negeri.
Ditambahkannya, atas kondisi tersebut, saat ini terjadi persaingan antara produk UKM dengan industri besar yang biasanya melakukan ekspor. Akibatnya, persediaan barang berlimpah dan harga jual pun terancam turun.
Ia mengatakan, para pengusaha besar memasarkan barangnya di dalam negeri karena mereka berusaha untuk mempertahankan usahanya. Sehingga banyak barang-barang ekspor yang diobral dengan harga jual yang murah.
Dengan kondisi tersebut, kata Deden, perusahaan yang bisa bertahan hidup, baik pengusaha besar maupun UKM, adalah mereka yang memiliki persediaan dana yang cukup besar. Selain itu, perusahaan pun harus pintar mengatur efisiensi operasional, di antaranya dengan cara menekan biaya produksi, mempertahankan atau meningkatkan kualitas barang, dan mengurangi tingkat kerusakan atau kegagalan produksi dalam bekerja.
Sebab, jika tidak dilakukan, para pengusaha terancam gulung tikar/terpuruk. Yang jelas, yang tidak siap bisa terancam tutup perusahaannya.
Krisis ekonomi global, lanjutnya, tidak hanya berimbas pada sektor industri tekstil, tetapi juga akan berpengaruh kuat pada sektor lainnya. Seperti para pengusaha jasa atau angkutan, pedagang, dan sektor lainnya.
Pasalnya, laju ekonomi mereka bisa berkembang jika ditopang oleh kemajuan ekonomi di bidang industri tekstil.
Menurutnya, saat ini, di negara-negara tersebut sedang terjadi krisis keuangan. Maka secara otomatis ekspor barang ke negara-negara tersebut mengalami penurunan yang drastis. Imbas krisis keuangan global yang terjadi saat ini sangat memengaruhi perekonomian di Majalaya dan sekitarnya. Pasalnya, sebagian besar pasar industri tekstil yang ada di Majalaya adalah negara-negara maju, seperti Amerika Serikat.
Dikatakannya, untuk mempertahankan usahanya, para pengusaha besar di Majalaya memindahkan bidikan pasar ke dalam negeri. Kondisi seperti itu membawa dampak buruk terhadap para pengusaha UKM, khususnya asal Majalaya yang selama ini pemasarannya fokus di dalam negeri.
Ditambahkannya, atas kondisi tersebut, saat ini terjadi persaingan antara produk UKM dengan industri besar yang biasanya melakukan ekspor. Akibatnya, persediaan barang berlimpah dan harga jual pun terancam turun.
Ia mengatakan, para pengusaha besar memasarkan barangnya di dalam negeri karena mereka berusaha untuk mempertahankan usahanya. Sehingga banyak barang-barang ekspor yang diobral dengan harga jual yang murah.
Dengan kondisi tersebut, kata Deden, perusahaan yang bisa bertahan hidup, baik pengusaha besar maupun UKM, adalah mereka yang memiliki persediaan dana yang cukup besar. Selain itu, perusahaan pun harus pintar mengatur efisiensi operasional, di antaranya dengan cara menekan biaya produksi, mempertahankan atau meningkatkan kualitas barang, dan mengurangi tingkat kerusakan atau kegagalan produksi dalam bekerja.
Sebab, jika tidak dilakukan, para pengusaha terancam gulung tikar/terpuruk. Yang jelas, yang tidak siap bisa terancam tutup perusahaannya.
Krisis ekonomi global, lanjutnya, tidak hanya berimbas pada sektor industri tekstil, tetapi juga akan berpengaruh kuat pada sektor lainnya. Seperti para pengusaha jasa atau angkutan, pedagang, dan sektor lainnya.
Pasalnya, laju ekonomi mereka bisa berkembang jika ditopang oleh kemajuan ekonomi di bidang industri tekstil.
Apalagi di wilayah Majalaya yang mayoritas warganya bekerja dalam bidang industri tekstil.
Sumber : Harian Umum Galamedia, Edisi Selasa, 21 Oktober 2008