Hutan Sabilulungan Desa, Upaya Revitalisasi Lahan Kritis

Bupati: ‘Petani Harus Bijak Menanam’

 

 

Dalam upaya mendukung percepatan revitalisasi DAS Citarum, terutama di Kawasan Bandung Utara (KBU) dan juga di lahan kritis lainnya, Bupati Bandung H. Dadang M. Naser melaunching Hutan Sabilulungan Desa.

 

Hutan Sabilulungan Desa merupakan kegiatan penghijauan di lahan kritis di desa, yang dilakukan oleh seluruh stake holder, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat di desanya masing-masing.

 

“Menanam pohon di lahan kritis, ini diawali dengan pemetaan yang dilakukan pemerintah kecamatan bersama koramil, polsek dan desa. Kegiatannya berbarengan dengan pencanangan Gerakan Bulan Menanam Pohon, yang dilaksanakan selama musim penghujan ini (Januari hingga Maret),” ucap bupati disela-sela kegiatan menanam pohon di Lapangan Gunung Caringin Tilu Desa Cimenyan Kecamatan Cimenyan, Minggu (3/2/2019).

 

Kegiatan yang diikuti oleh seluruh kepala perangkat daerah, camat dan lurah se-Kabupaten Bandung serta Pemerintah Desa Cimenyan tersebut, merupakan kesinambungan dari Gerakan Sabilulungan Tanam Pohon Kesayangan (Satapok) yang dilaunching bupati setahun lalu.

 

“Warga Kabupaten Bandung yang sudah dewasa, mempunyai kewajiban untuk memiliki pohon kesayangan, bisa di lahan kritis atau di halaman rumahnya. Yang kita lakukan hari ini sebagai aplikasi dari Program Satapok, sebagai bukti bahwa gerakan ini bukan hanya seremonial,” tegas Bupati Dadang Naser.

 

Sejak hari Sabtu (2/2/2019), Dadang Naser bersama rengrengan sudah melakukan penanaman di tempat tersebut. Direncanakan akan dilakukan penanaman sejumlah lima blok di kawasan Gunung Caringin Tilu.

 

“Pola penanaman sudah di bagi lima blok, diperuntukkan bagi berbagai komunitas dan juga perangkat daerah. Yang menarik, disini ada endemik, meskipun di ketinggian ternyata ada pohon durian yang berbuah baik dan manis,” tambah Dadang Naser.

 

Disamping durian, juga tumbuh dengan baik pohon alpukat, nangka dan jeruk lemon. Meski demikian Dadang mengingatkan agar dibuat sabuk sabuk gunung di tempat tersebut.

 

“Untuk mencegah banjir bandang atau longsor, harus ditanam sabuk-sabuk gunung seperti Pohon Kaliandra yang akar serta kayunya kuat. Ini bisa menahan air untuk persediaan musim kemarau, juga mencegah terjadinya banjir bandang ke wilayah permukiman yang ada di bawah gunung ini,” tukas Dadang pula.

 

Apa yg dilakukannya bersama seluruh jajaran adalah sebagai edukasi bagi masyarakat, terutama warga petani, bahwa apa yang ditanam sebagai mata pencaharian, harus mempedulikan kelestarian lingkungan dan keselamatan masyarakat lainnya.

 

“Tanah di sini benar-benar subur dan kebanyakan sudah milik pribadi, sedangkan petani hanya merupakan penggarapnya. Namun pemilik dan para petani, juga harus peduli dengan masyarakat yang ada di kawasan kaki gunung atau yang ada di perkotaan. Bijaksanalah dalam menanam, jangan lagi tanam sayuran di kemiringan 30 derajat, harus buah-buahan yang pohonnya keras, juga tanam sabuk-sabuk gunung untuk mencegah longsoran ke bawah,” pungkasnya.

 

 

Sumber: Humas Pemkab Bandung