Gerakan sabilulungan di Kab. Bandung Himpun Dana Rp. 12 Milyar Lebih

Gerakan pembangunan dengan menggunakan pendekatan kearifan lokal "Sabilulungan" mendapat sambutan positif warga Kabupaten Bandung. Hal ini terbukti dengan banyaknya proyek pembangunan fisik dan non fisik yang dibangun dengan biaya dari masyarakat, swasta dan pemerintah.

Beberapa proyek fisik yang dibangun dengan pola "Sabilulungan" diantaranya penambalan jalan desa, penanaman pohon, pembangunan dan perbaikan sarana keagamaan, pengerukan sungai hingga kegiatan pengobatan massal gratis. Seperti halnya di Kecamatan Cimaung, proyek sabilulungan yang dicanangkan Bupati Bandung H. Dadang Mohamad Naser, SH, S.Ip setahun lalu menghabiskan biaya senilai Rp. 739 juta. Dana sebesar itu sebagian besar berasal dari sumbangan masyarakat dan pengusaha. Sementara pengerjaan proyeknya itu sendiri dilakukan oleh warga setempat.
           
Data yang dihimpun hingga pertengahan Desember 2011 mengungkapkan, proyek sabilulungan di Kabupaten Bandung dalam selama tahun 2011 telah menelan biaya senilai Rp. 12 milyar lebih. Dana sebesar itu dihitung dari nilai tanah yang dihibahkan masyarakat dan pengusaha, termasuk didalamnya nilai tenaga yang dikeluarkan warga untuk mengerjakan kegiatan tersebut.

"Beberapa waktu lalu saya pernah kedatangan pengusaha yang ingin menghibahkan sebagian tanahnya untuk kepentingan pembangunan jalan tol, karena mereka menilai infrastruktur bisa menggerakan roda perekonomian Kabupaten Bandung lebih kencang..." ucap Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, SH, S.Ip seusai mendampingi kunjungan kerja Menteri Kehutanan RI Zulkifli Hasan di Kecamatan Ibun, Rabu (28/12).

Roda pembangunan menurutnya akan berjalan baik jika ditunjang oleh tiga pilar kekuatan. Yaitu pilar pemerintah, pengusaha dan rakyat. Ketiga pilar ini kata Dadang M Naser semuanya harus bergerak dan peduli terhadap kemajuan bangsa. "Dalam konsep urang sunda gerakan ini disebutnya sabilulungan atau seia sekata, jangan saling andelkeun..." tambahnya pula.
           
Ia mencontohkan, untuk memperbaiki jalan kampung yang bolong-bolong tidak selalu harus dikerjakan oleh pemerintah, karena dananya juga sangat terbatas. Untuk perbaikan yang kecil-kecil ini bisa dilakukan oleh masyarakat atau pengusaha setempat yang biayanya bisa dikumpulkan secara "rereongan". Dengan pola seperti ini, perbaikan bisa segera dilakukan dan di masyarakat pun akan muncul rasa memiliki.

Asisten Pemerintahan H. Yudhi Haryanto, SH, SP1 menyebutkan gerakan sabilulungan hingga kini masih terus
berlangsung diseluruh wilayah Kabupaten Bandung. Menurutnya ada beberapa kecamatan yang telah menyelesaikan kegiatannya dalam tahun 2011 ini. Namun ia mengharapkan, kegiatan sabilulungan ini berlangsung setiap saat dan menjadi gerakan massal dalam proses pembangunan.

Sumber : Bagian Humas Setda