Distan Kab. Bandung Gandeng Australia

 
Kepala Dinas Pertanian Kab. Bandung, Ir. Sofyan Nataprawira, M.P. didampingi Kasubdin Holtikultura, Ir. Warsa Nono Andriana, M.M. ketika berada di Rancabali, mengungkapkan bahwa Mutu produksi merupakan bagian integral dari subsistem produksi yang tidak dapat dipisahkan. Produk akan mempunyai daya saing apabila dibarengi dengan adanya standar mutu dan jaminan mutu terhadap konsumen, Menurut Sofyan, kerja sama tersebut mulai diterapkan tahun ini melalui program teknologi anjuran good agriculture practices (GAP).

Penerapan teknologi GAP diharapkan dapat menghasilkan produksi kentang yang memiliki daya saing dan nilai ekspor yang tinggi. Karena itu dalam penerapan/pengembangannya akan mulai disosialisasikan di daerah-daerah sentra sayuran di Kab. Bandung, di antaranya di Kec. Kertasari dan Kec. Pangalengan.
 
Menurut Sofyan, kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pelaksanaan budi daya kentang di wilayah tersebut, menunjukkan potensi peningkatan produksi kentang dapat terus ditingkatkan melalui penerapan pengelolaan tanaman terpadu (PTT). Penerapannya dimulai dari baseline survey kondisi tanah, penggunaan benih unggul bermutu, pupuk dan pengendalian hama, dan pemberdayaan petani melalui kegiatan sekolah lapangan PTT.

Dari hasil yang diperoleh dari kegiatan petak contoh pertanian kentang rata-rata menghasilkan produksi sebanyak 26,875 ton/ha, sedangkan petak perlakuan petani hanya 21,75 ton/ha. Dengan demikian, keuntungan yang diperoleh petani kentang dapat lebih ditingkatkan sehingga pendapatan petani juga meningkat.

Sofyan menjelaskan, produksi kentang nasional, 36% merupakan kontribusi dari Jabar, salah satunya adalah dari Kab. Bandung. Dengan luas lahan pertanian kentang mencapai 11.000 hektare (ha) dengan produksi tidak kurang dari 200.000 ton atau rata-rata produksi mencapai 20 ton/ha.
 
Sumber : Harian Umum Galamedia, Edisi, Selasa 11 Maret 2008