Desa Cileunyi Kulon Launching Bank Sampah di 13 RW

Bupati : ‘Saya apresiasi, solusi sampah melalui kearifan lokal disana”

 

Sejak pertama kali dibentuk pada tahun 2017, Kampung Sabilulungan Bersih (Saber) sebagai program yang digagas Dinas Lingkungan Hidup (DLH), saat ini semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kabupaten Bandung. Sebagai upaya mendukung program Bandung Bersih Sampah 2020, DLH menggagas program tersebut sebagai konsep kampung Desa berkelanjutan untuk desa yang belum diintervensi program Eccovillage, yang penduduknya menerapkan kaidah lingkungan, dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

 

Kepala DLH Kabupaten Bandung Asep Kusumah, S.Sos.,M.Si mengungkapkan, salah satu desa yang sudah memiliki spirit yang kuat terhadap pengelolaan di lingkungannya yakni Desa Cileunyi Kulon Kecamatan Cileunyi. Dia menuturkan, semangat kebersamaan Kepala desa bersama kader dan masyarakat sangat besar dalam mengatasi berbagai persoalan lingkungan di wilayahnya.

 

“Kepala Desa Cileunyi Kulon memiliki semangat yang patut diapresiasi. Dia memahami permasalahan lingkungan, kemudian menyusun rencana aksi dalam bentuk regulasi, pengalokasian anggaran dan menyusun program dengan memberdayakan semua potensi yang ada,” ungkap Asep Kusumah saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (23/10/2018).

 

Sebagai keseriusan Kepala Desa dalam menciptakan solusi masalah lingkungan, Kadis LH menyebutkan, sebanyak 13 RW di Cileunyi Kulon sudah memiliki bank sampah sendiri. Beberapa waktu lalu lanjutnya, launching bank sampah tersebut dilakukan bersama penutupan  pelatihan pengelolaan sampat terpadu tingkat RW oleh Pemerintah Desa Cileunyi Kulon.

 

“Desa Cileunyi sudah melaunching bank sampah di 13 RW, sekaligus pembagian alat bank sampah yang seluruh anggarannya dari APBDes mencapai lebih dari seratus juta. Ada komposter, timbangan digital, buku tabungan nasabah, buku rekapitulasi bank sampah dan buku registrasi nasabah,” paparnya.

 

Sementara itu  ditemui ditempat berbeda, Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, SH,S.Ip.,M.Ip menanggapi hal tersebut dengan mengapresiasi gebrakan Kepala Desa Cileunyi Kulon, karena berhasil membangun spirit sabilulungan masyarakat terhadap persoalan sampah di lingkungannya.

 

Bupati mengungkapkan secara historis kearifan lokal masyarakat Sunda terhadap lingkungan hidup, sudah sangat baik. Melalui program tersebut,  pihaknya  menyasar kesiapan masyarakat untuk lebih mandiri memahami permasalahan lingkungan hidup di desanya dan mencari solusi atas permasalahan tersebut, serta melakukan pengolahan lingkungan secara konsisten dan berkelanjutan. 

 

“Ini adalah bukti keseriusan dan kesungguhan seorang  pemimpin menciptakan solusi, dari permasalahn yang dialami rakyatnya. Dengan mengedukasi dan menciptakan spirit kebersamaan, Desa Cilenyi Kulon bisa menjadi contoh dan memotivasi desa lainnya untuk melakukan hal yang sama, bahkan lebih baik lagi,” ucap Bupati.

Tidak bosan Bupati terus mengingatkan, bahwa persoalan sampah adalah soal peradaban, dan perilaku.  Menurutnya, bagaimana membangun perilaku yang sebetulnya sudah dimiliki oleh masyarakat Kabupaten Bandung sebagai kearifan lokal, khususnya perilaku hidup bersih perilaku cinta lingkungan. 

 

Bupati berharap, dengan hadirnya 35 Kampung Saber di 25 desa yang tersebar di 18 Kecamatan saat ini, inovasi yang dilakukan Desa Cilenyi Kulon dalam menggerakan dan memberdayakan potensi warganya bisa ditiru oleh desa lainnya.

 

“Yang sulit itu membangun dan merubah perilaku masyarakat, dengan kearifan lokal disana lalu adanya intervensi program dan penganggaran sejak tingkat desa, kemudian keberhasilan ini ditiru serentak, upaya kita menuju Kabupaten Bandung bersih sampah 2020 akan terdukung,” imbuh Bupati.

 

Dia menjelaskan, dorongan dari indikator Kampung Saber adalah bagaimana semua desa itu memiliki keunggulan, memiliki basis yang memang sudah melekat ada di kehidupan masyarakat termasuk juga di kondisi alamnya.

 

“Dari indikator Kampung Saber, yang paling fundamental adalah lahirnya Perdes (Peraturan Desa) mengenai lingkungan.  Saat ini baru 70 desa yang punya Perdes tentang pengolahan sampah, kita dorong juga desa lain yang belum memiliki Perdes supaya  melahirkan sebuah goodwill yang langsung berkenaan dengan masyarakat,” tegasnya

 

Indikator Kampung Saber tambahnya, harus mampu melahirkan  kader lingkungan yang menjadi pelopor kegiatan-kegiatan lingkungan hidup, menciptakan  kebiasaan swadaya & gotong royong secara rutin dalam kegiatan masyarakat, dilakukannya  pengelolaan sampah prinsip 3R.

 

“Selain itu harus terbangun sarana & prasarana pengelolaan lingkungan hidup, terlaksananya kegiatan penghijauan (KRPL, konservasi lahan kritis), kampanye lingkungan setiap kegiatan desa, terbangunnya perilaku hemat energi & sumber daya alam, tersusunnya Rencana Aksi Desa, tersusunnya Perdes  Lingkungan Hidup dan ditunjuknya lokasi percontohan ,” pungkasnya.

 

Sumber : Humas Pemkab Bandung