Chikungunya Serang Banjaran

 
Menurut Kepala Desa Banjaran, Endang Sobarna, penyakit chikungunya semula berawal dari Desa Banjaran Wetan, yang terjadi sejak Minggu ketiga Maret 2007. Karena kedua desa itu bersebelahan, dengan mudah pemyakit tersebut menyebar ke Desa Banjaran.Yang pertama terserang adalah warga di RT 07. Tidak kurang sekitar 80 orang warga yang terserang chikungunya.

Kejadian itu, lanjutnya, mendapat perhatian dari aparat desa dan Puskemas Banjaran Kota. Tak lama berselang setelah diketahui adanya warga yang terserang chikungunya, dilakukan fogging untuk membunuh nyamuk-nyamuk dewasa.

Dua hari setelah ada warga yang terjangkit chikungunya, kita langsung melakukan fogging bekerja sama dengan Puskesmas Banjaran Kota.

Setelah warga di RW 07 terserang chikungunya, penyakit itu lalu menyebar ke warga di 11 RW lainnya. Apalagi, pada November dan Desember tahun lalu curah hujan di Banjaran dan sekitarnya cukup tinggi. Kalau saya lihat, puncaknya terjadi saat hujan terus mengguyur Banjaran pada November dan Desember tahun lalu.
 
Pemantauan terakhir yang dilakukan pihak desa, jumlah warga yang terjangkit penyakit chikungunya cenderung menurun. Pada November warga yang terjangkit sebanyak 80 orang dan sekitar 50 orang pada Desember.Sedangkan sampai memasuki minggu ketiga Januari, terdapat sekitar 30 orang yang terjangkit chikungunya.

Melihat kondisi itu, pihaknya meminta kepada Pemkab Bandung melakukan fogging di 12 RW yang ada di Desa Banjaran. Pada dasarnya, permintaan itu sudah mendapatkan tanggapan dan dijadwal oleh Pemkab Bandung, namun terkendalan dengan terjadinya DBD di Desa Ciapus.

Sementara itu, menurut survaliance Puskesmas Banjaran Kota, Koswara, pelaksanaan fogging hanyalah untuk memberantas nyamuk-nyamuk dewasa. Sedangkan untuk jentik-jentik nyamuk yang bersarang di berbagai tempat, tidak bisa diberantas.

Oleh karena itu, yang harus ditingkatkan adalah kesadaran masyarakat dalam memerhatikan kebersihan lingkungan, terutama dengan melakukan PSN 3M, yaitu pemberantasan sarang nyamuk dengan menutup, menguras, dan mengubur barang-barang.

Memasuki minggu ketiga Januari 2008, terdapat sekitar 8 orang yang masih sakit terserang chikungunya. Dua di antaranya adalah ibu dan anak, Ny. Dedeh Kurnia (42) dan Rika Restika (23), warga Kp. Sasakdua RT 02/RW 07 Desa Banjaran, Kec. Banjaran. Keduanya mulai merasakan gejala panas sejak Minggu (20/1) malam.
 
Sumber : Harian Umum Galamedia, Edisi Rabu 23 Januari 2008