Bupati Teken MoU Pengembangan Komoditas Kopi

“Varietas nama Kopi Sabilulungan, Mojang Preanger dan Kopi Buhun, segera diakui”

Tingkatkan kualitas dan kuantitas komoditas kopi Kabupaten Bandung,
Bupati  H. Dadang M. Naser, SH,S.Ip.,M.Ip menandatangani Memorandum of
Understanding/MoU (nota kesepahaman), antara Pemkab Bandung  dengan
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao  (Puslit Koka)  Indonesia tentang
program pengembangan komoditas kopi dan kakao di Kabupaten Bandung di
Rumah Jabatan Bupati Bandung, Selasa (24/4).

“Kemitraan Pemerintah Kabupaten Bandung dalam hal ini, yaitu
eksplorasi dan pengembangan kopi arabika. Seperti yang kita tahu,
kabupaten Bandung merupakan sentra utama penghasil kopi arabika di
Jawa Barat,  sebetulnya ini didukung dengan harga arabika yang cukup
menarik dan baik dari Pemerintah  Provinsi maupun Kabupaten  punya
keinginan kuat,  untuk mengembalikan kejayaan kopi Preanger kembali
pada masa kejayaannya,” ungkap Bupati.

Bupati menyampaikan, bahwa kopi asal Kabupaten Bandung itu tersebar di
beberapa wilayah, seperti di Pangalengan (Malabar), Ciwidey,
Pasirjambu, Cimaung, Ibun dan Cilengkrang. Artinya, sebagai penghasil
kopi terbaik kelas dunia ini menjadi peluang ekonomi yang menjanjikan,
namun tantangan lainpun harus dihadapi bersama.

“produksi kopi di kita sangat berlimpah dan punya  kualitas terbaik
internasional. Hal itu tentunya menjadi peluang ekonomi yang baik bagi
masyarakat. Selain sebaran luas lahan kebun kopi yang mencapai 10 ribu
hektar lebih, tanaman kopi di Kabupaten Bandung  juga  dikembangkan
dalam mendukung program Citarum Harum,” imbuhnya.

Kerjasama kemitraan  Pemkab Bandung dengan Puslit Koka ujar Bupati,
diawali dari ditemukannya jenis kopi yang diunggulkan. Kopi Bandung
ini punya spesialisasi yang unik, menyehatkan, apalagi kata Bupati
peluang untuk produksi kopi dari tahun ke tahun terus meningkat.

“Kopi kita unik, kopi itu gaya hidup yang sehat jika diolah dan
diminum dengan benar. Mengkonsumsi kopi itu hepi, menyenangkan,
menyehatkan. Jadi filosofinya  minum kopi itu senang ditambah sehat.
Dalam kopi itu ada kegembiraan apalagi dipikirkan untuk tempat yang
representative, varian menu kopi dengan teknik cara menyeduhnya yang
bermacam-macam, cara roasting juga untuk pengolahan green been serta
pemasaran yang didukung dengan teknologi,” kata dia.

Bupati Bandung berharap, dengan adanya kerjasama tersebut,
pengembangan varietas kopi Kabupaten Bandung bisa lebih meningkatkan
kualitas, kuantitas juga ikut mengembangkan sektor  ekonomi  untuk
usaha para petani kopi.

“Kita harapkan ini akan berhasil meningkatkan komoditas kopi kita,
terutama ada keberpihakan kepada sector ekonomi para petani kopi.
Apalagi jika nanti verietas kopi arabika ini sudah dilengkapi dengan
pelepasan sertifikasi identifikasi  oleh Kementrian Pertanian, dengan
mengusulkan 3 nama yakni, kopi Buhun, Kopi Mojang Preanger, dan kopi
Sabilulungan,” harapnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung (Distan)
Ir. H. Tisna Umaran menandaskan, latar belakang MoU tersebut,  dimulai
tahun 2014. Dari luas lahan kopi yang mencapai 10.574 Hektar, Produksi
menghasilkan kopi berupa beras 5.000 ton/tahun  atau 21.000 berupa
cerry.  Maka dentifikasi terkait dengan informasi yang  diterima dari
masyarakat,  ada beberapa komoditas kopi yang mempunyai keunggulan.
Kemudian pihaknya melakukan koordinasi dengan Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Barat.

“Dari informasi masyarakat, 11 tanaman mempunyai keunggulan di sektor
kopi. Lalu dalam program pelepasan sertifikat identifikasi oleh
Kemetrian Pertanian, kegiatan eksplorasi tahun 2014, 2015, 2016 dan
tahun 2017 berhasil. Dari situ ada tiga tanaman yang memenuhi kriteria
mulai dari tanam, sampai tes rasa yang mencapai hingga 8,6 oleh
ahlinya. Artinya ke 3 jenis itu memenuhi syarat varietas yang nantinya
layak  untuk dilepaskan oleh Kementrian Pertanian,” papar Tisna
Umaran.

Lebih jauh dirinya merasa, hal ini perlu kerjasama dengan lembaga yang
mempunyai kredibilitas terkait dengan kopi. Oleh karena itu pihaknya
secara parsial,  antara Dinas Pertanian Kabupaten Bandung dengan
Kementrian,  pada saat  akan mulai masuk ke tahap berikutnya yaitu
pelepasan varietas,  perlu dilakukan formalitas resmi.

“Formalitas resmi, antara Pemda Kabupaten Bandung dengan Kementran
Pertanian harus ditempuh untuk diakuinya avarietas kopi Kabupaten
Bandung ini , termasuk juga kita sudah menyiapkan tiga nama asal pohon
Kabupaten Bandung yaitu Kopi Sabilulungan,  Mojang Prianger, dan
Karuhun. Kalau ada perubahan, mungkin ada pertimbangan berdasarkan
kriteria tanaman dari sisi keunggulan dan kelebihannya,” tandasnya.

Keunggulan kopi Kabupaten Bandung ucap Tisna,  sudah tidak bisa
dipungkiri tinggal dorongan untuk pengembangan dari aspek bisnisnya.
“Kopi kita sudah terjual ke Australia melalui Café Morning Glory,
penjualan ke negara Korea, Eropa, Belanda, Maroko bahkan ke Afrika.
Sedangkan di Asia, permintaan kopi datang dari Singapura dan Taiwan,”
cetus Tisna.

Sementara itu, Direktur Puslit Kako Indonesia Dr. Misnawi mengakui,
komoditas kopi di Kabupaten Bandung memang sangat berkualitas. MoU
tersebut kata dia, dilatarbelakangi karena kopi semakin populer di
wilayah Jawa Barat, khususnya Kabupaten Bandung sebagai sentra utama
produksi kopi Arabika di Jawa Barat pada saat ini  yang mencapai 61%.

“Selain harga yang menarik,  alasan lain dilakukannya kerjasama ini
yakni adanya keinginan untuk mengembalikan kembali kejayaan Kopi
Arabika Java Preanger. Keyakinan bahwa Kopi Arabika Java Preanger
terkenal pada masa lalu karena mempunyai varietas yang spesifik
(“buhun”), dan hingga kini diyakini masih tersisa di wilayah-wilayah
yang dahulunya merupakan sentra produksi kopi Arabika.

Misnawi mencetuskan “Jika kita harus maju, mandiri dan berdaya saing,
kopi salah satu jawabannya”.  Karena dalam kopi itu ada tiga aspek
yang memberikan nilai kata dia, yang pertama tanpa disadari yaitu
adanya Internity quality (kualitas kopi), environment
(lingkungan/suasana saat menikmati kopi) dan branding serta promosi.

“Trend milenial saat ini yaitu entertainment and pleasure, sport and
health, dunia maya. Kopi memiliki potensi untuk menjadikan sebuah
daerah menjadi penyokong visi misi Kabupaten Bandung untuk masyarakat
yang maju, mandiri dan berdaya saing,” pungkas Misnawi.

Sumber : Humas Pemkab Bandung