Bupati Serahkan Bantuan Benih Padi Unggul

    Penyerahan bantuan benih padi dan jagung itu disaksikan Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Ir. Sofian Nataprawira M.P., Kepala Dinas Pertanian, Ir. A. Tisna Umaran, M.P., dan sejumlah kelompok tani yang berasal dari Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kab. Bandung serta Kelompok Kontak Tani Nelayan dan Andalan (KTNA) Kab. Bandung.

    Benih padi yang diserahkan kepada perwakilan para petani itu, di antaranya varietas benih padi nonhibrida sebanyak 125.000 kg untuk lahan seluas 5.000 ha. Benih padi hibrida sebanyak 3.750 kg untuk lahan seluas 250 ha dan benih jagung hibrida sebanyak 22.500 kg untuk lahan seluas 1.500 ha.

    Melalui bantuan benih padi unggul itu, pemerintah berharap dapat meringankan beban para petani dalam penyediaan dan penggunaan benih. Selain itu dapat meningkatkan produksi padi dari 59,52 kuintal/ha menjadi 62,49 kuintal/ha. Sedangkan produk jagung meningkat dari 50,61 kuintal/ha menjadi 53,14 kuintal/ha.

    Menurut Obar, bantuan benih padi yang disampaikan kepada para petani itu, bentuk perhatian pemerintah guna menunjang program peningkatan ketahanan pangan di Indonesia, khususnya di Kab. Bandung. Bantuan yang diberikan itu, sesuai kebiasaan warga yang sebagian besar adalah petani. Daerah kita itu, daerah padi.

    Dikatakan, bantuan benih padi itu diharapkan dapat meningkatkan produksi padi dua kali lipat dari benih padi yang ditanam para petani sebelumnya. Untuk meningkatkan produksi pertanian, perlu adanya perluasan lahan pertanian.

    Di tempat sama, Kepala Dinas Pertanian, Ir. A. Tisna Umaran menyatakan, peningkatan ketahanan pangan yang diimplementasikan dalam Program Peningkatan Beras Nasional (P2BN) itu telah mengembangkan berbagai strategi di bidang pertanian tanaman pangan.

    Strategi yang diterapkan, lanjut Tisna, melakukan peningkatan produktivitas pertanian melalui perbaikan mutu benih, pemupukan berimbang, pengendalian organisma pengganggu tanaman, dan pengairan yang baik. Termasuk melakukan perluasan areal tanaman melalui peningkatan indeks pertanaman, pemanfaatan lahan-lahan suboptimal, perbaikan jaringan irigasi, pompanisasi, dan lainnya.

    Lebih lanjut Tisna menjelaskan, pihaknya telah berupaya melakukan pengurangan kehilangan hasil dengan cara menggunakan teknologi panen dan pascapanen. Termasuk melakukan pemberdayaan kelembagaan pertanian dan dukungan pembiayaan usaha tani. 
 
 
 
 
Sumber : Harian Umum Galamedia, Kamis 8 Mei 2008