Bupati Minta Sistem Pendidikan RSBI Dihidupkan Kembali Di Kabupaten Bandung

Bupati Bandung H.Dadang Mochamad Naser, SH, S.Ip meminta kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbuk) untuk mengkaji ulang dan menghidupkan lagi sistem pendidikan Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) di wilayah Kabupaten Bandung.

Permintaaan tersebut disampaikan terkait adanya Keputusan Mahkamah Konstitusi untuk menghentikan aturan penyelenggaraan RSBI. Menurut pandangannya sistem pendidikan dalam RSBI ini sangat bagus dan masih bisa diterapkan di Kabupaten Bandung, mengingat tantangan pendidikan yang dihadapi kedepan sangat besar.

Hal itu diungkapkan Bupati Dadang Naser disela-sela Kegiatan Launching "Majalah HIBAR Sabilulungan" di Gedung Moch.Toha-Soreang, Kamis (06/02). Kegiatan launching dihadiri Asisten Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Kab.Bandung, Drs. H.Juhana, M.M.Pd, Ketua PGRI Kab.Bandung Drs.H.Agus Firman Zaini, M.Si dan Civitas Pendidik dari Uninus Bandung, Prof.Dr.H.Dedi Mulyasana, M.Pd.

Dikatakan Dadang, kalaupun RSBI nya sudah dilarang namun sistem pendidikannya, dinilai masih bisa diterapkan di Kab.Bandung, "Setidaknya melalui sistem pendidikan RSBI, para lulusannya akan memiliki keahlian dan kemampuan lebih ketika mau memasuki dunia kerja, dan tentunya mutu pendidikan di Kabupaten Bandung pun bisa lebih optimal", ungkap Dadang.

Ditambahkannya, persoalan pendidikan saat ini masih klasik diantaranya menyangkut  masalah kemiskinan, peradaban dan kebodohan yang mayoritas dihadapi pula oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Untuk mengatasi persoalan tersebut, Dadang mengakui pihaknya masih melakukan kebijakan secara parsial yakni melakukan kerjasama dengan negara lain untuk meningkatkan percepatan kemajuan pendidikan di Kab.Bandung.

Negara lain peradabannya maju karena pendidikan. Seperti negara Jepang, dalam hal penyelenggaraan pendidikan di negaranya, memiliki semangat Bushido, senantiasa menanamkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air kepada rakyatnya.

 "Semangat itu di aplikasikan dalam penyelenggaraan pendidikan di jepang. Peran guru  begitu berarti disana, sarana dan prasarana penunjang pendidikan pun sangat diutamakan. Hal ini tentunya patut kita tiru demi meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di Kabupaten Bandung", ungkap Dadang Naser.

Dalam kesempatan itu Dadang menilai, Majalah Hibar Sabilulungan bisa menjadi wadah yang akan berfungsi sebagai media edukasi dan komunikasi anggota PGRI se-Kabupaten Bandung. Namun menurutnya, tidak ada salahnya jika majalah tersebut di isi pula dengan berbagai artikel-artikel yang menggambarkan kemajuan negara lain, "Ini akan memberikan motivasi dan dorongan untuk mengimbangi kemajuan jaman", tandasnya pula.

Agus Firman Zaini mengatakan kehadiran Majalah HIBAR Sabilulungan, berangkat dari keprihatinan pihaknya terhadap banyaknya potensi para penulis ilmiah civitas pendidikan yang belum terpublikasikan pada masyarakat luas. Agus merasa terpanggil untuk menampung dan menghimpun kreativitas karya ilmiah sebagai sumbangsih buah fikiran untuk memajukan dunia pendidikan di Kabupaten Bandung.

"Majalah ini dapat menghimpun karya guru dan tenaga pendidikan dalam berbagai aspek persoalan seperti dunia pendidikan, sosial, budaya, hukum, agama dan seni termasuk birokrasi pemerintahan", jelas Agus Firman Zaini.

Agus Firman menilai, selama ini banyak para penulis ilmiah civitas pendidikan diantaranya, guru, kepala sekolah dan pengawas yang merasa kesulitan untuk bisa mempublikasikan karyanya kepada khalayak luas. Karya mereka, hanya terinformasikan sebatas di lingkungannya saja. "Melalui majalah ini, setidaknya aspirasi dan kreativitas mereka tertampung dan dapat terpublikasikan secara luas kepada masyarakat", pungkasnya.




Sumber : Press Release Humas Setda Kabupaten Bandung