Bupati: ‘BLK Harus Mencetak Jiwa Kewirausahaan’

Usai menandatangani prasasti tanda diresmikannya Gedung Balai Latihan
Kerja (BLK) Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bandung, Bupati
Bandung H. Dadang M. Naser, S.H, S.Ip, M.Ip didampingi Kepala Disnaker
Drs. Rukmana, M.Si meninjau beberapa workshop dari 9 (sembilan)
workshop yang tersedia.



“Saya mengapresiasi pembangunan gedung ini dan sangat berharap
fasilitas ini tidak hanya mencetak tenaga siap kerja saja namun juga
mencetak tenaga yang siap menciptakan lapangan kerja, mengembangkan
jiwa entrepreneurship (kewirausahaan) untuk menyerap tenaga kerja
sebanyak-banyaknya,” ungkap Bupati disela-sela acara Peresmian Gedung
BLK Disnaker di Kelurahan Manggahang Kecamatan Baleendah, Selasa
(27/3).



Berkaitan dengan harapan tersebut ke depan gedung ini harus mengganti
nama menjadi Balai Latihan Kompetensi karena idealnya jumlah
wirausahawan di suatu negara adalah 5% dari jumlah penduduknya,
sedangkan di Indonesia baru sekitar 2% saja. Menurutnya, dengan
berdirinya fasilitas ini Pemkab Bandung telah melaksanakan pro-job.



“Pemkab Bandung telah melaksanakan pro-job, yaitu upaya menciptakan
lapangan kerja yang mencakup peningkatan kapasitas dan perlindungan
tenaga kerja, kebijakan atau program sektor riil yang didukung
perbaikan iklim investasi, kerangka regulasi, anggaran serta kerjasama
dengan swasta. Ini untuk mendukung peningkatan jumlah wirausahawan di
Indonesia yang persentasenya belum ideal,” ucap Dadang Naser.



Penggunaan gedung ini sudah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu,
namun baru hari ini diresmikan setelah fasilitasnya lebih lengkap.
Pemeliharaan jauh lebih sulit daripada membangun untuk itu Dia
berpesan agar sisi pemeliharaan lebih dikuatkan.



“Gedung ini sudah dipergunakan namun baru hari ini saya resmikan
karena fasilitasnya cukup lengkap meskipun idealnya harus ditambah
beberapa gedung lagi. Namun saya mengingatkan pada pengelola agar
pemeliharaan gedung yang sudah ada lebih diperhatikan,” pungkasnya.



Kepala Disnaker Rukmana menyebut pembangunan gedung di atas lahan
seluas ± 6,5 Ha ini telah dimulai sejak 2011 lalu. Hingga saat ini
penambahan fasilitas terus dilakukan dan telah menghabiskan dana
sekitar Rp. 34,3 miliar.



“Pembangunan telah dimulai sejak 2011 yang menghabiskan Rp. 1,3
miliar, tahun 2012 sebesar Rp. 411 juta, tahun 2013 Rp. 3,4 miliar,
tahun 2015 Rp. 5,4 miliar, tahun 2015 Rp. 6,6 miliar, tahun 2016 Rp.
9,2 miliar dan terakhir tahun 2017 sebesar Rp. 8 miliar,” urai
Rukmana.



Pembangunan tersebut meliputi 9 fasilitas workshop, dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), penyusunan Detail Engineering
Design (DED) kantor 2 lantai, site development, pekerjaan mekanikal
dan elektrika, pemagaran, landscape, infrastruktur, sumur dalam,
belanja peralatan, asrama dengan kapasitas 600 orang dan terakhir
pembangunan kantor 2 lantai.



“Tahun 2017 kami telah menyelenggarakan 104 paket pendidikan dan
pelatihan bagi para pencari kerja (Pencaker) yang terdiri dari bidang
kejuruan industri, agrobisnis dan aneka kejuruan. Sedangkan untuk
tahun 2018 sampai saat ini telah dilaksanakan 58 paket,” tambahnya.



Rukmana mengatakan BLK  yang pengelolaannya diserahkan pada UPT (Unit
Pelayanan Teknis) ini masih terkendala komprehensivitas sarana dan
prasarana (sarpras) pelatihan, ketersediaan pegawai serta instruktur.



“Sarpras pelatihan belum komprehensif, proporsi pegawai dengan peminat
pelatihan belum ideal dan untuk instruktur atau tenaga pelatih juga
belu tersedia. Tadi Pak Bupati sudah memberikan solusi bahwa Pemkab
harus memadukan antara praktisi dengan akademisi, kami akan
menindaklanjuti solusi ini yaitu berkolaborasi dengan Tel-U, UNPAD
maupun ITB,” tutup Rukmana.


Sumber: Humas Setda Pemkab Bandung