Bunda PAUD: ‘Sinergitas Lintas Sektor Akan Wujudkan KLA’

Sinergitas antar Perangkat Daerah (PD) Kabupaten Bandung, juga dengan dukungan dari seluruh masyarakat, akan mewujudkan Kabupaten Bandung sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) dan ramah anak di tahun 2020 mendatang. Hal tersebut disampaikan Bunda Pendidikan Usia Dini (PAUD) Kabupaten Bandung Hj. Kurnia Agustina Dadang M Naser disela-sela acara Gebyar PAUD 2000 Anak, dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli lalu, di Dome Bale Rame Soreang, Kamis (13/9/2018).

“Alhamdulillah hari ini semua civitas pemerhati anak mulai dari pengawas, penilik, kepala sekolah, kepala PD (Perangkat Daerah) hadir semua. Semakin banyak pihak memberikan perhatian dan semakin besar keberpihakan terhadap anak, insya Allah Kabupaten Bandung sebagai KLA dan ramah anak di 2020 dapat terealisasikan,” ungkapnya.

Ia menambahkan, guna mewujudkan hal tersebut Pemkab Bandung telah menciptakan beberapa program yang bekerjasama dengan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bandung, penyuluh dari Kementerian Agama (Kemenag) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) Save The Children.

“Salah satu program yang kami buat adalah Saperak (Sahabat Perlindungan Anak). Pada program ini orangtua harus tahu dimana anak bermain, dengan siapa anak bermaian, permaianan apa yang dimainkan dan yang terpenting libatkan peran ayah dalam pengasuhan. Dengan adanya program Saperak ini diharapkan dapat menjadi upaya preventif kekerasan terhadap anak,” paparnya.

Selain Saperak, Pemkab Bandung juga memiliki program Akses Untuk Komunitas Difabel (Akurad). Program tersebut diciptakan untuk memberikan fasilitas kepada kaum disabilitas, terutama untuk anak-anak.

“Tidak semua anak memiliki fisik yang sempurna. Dengan adanya Akurad ini diharapkan anak-anak memiliki kesempatan yang sama dalam memanfaatkan fasilitas umum yang tersedia, termasuk anak berkebutuhan khusus. Ini salah satu upaya Pemkab Bandung dalam memenuhi salah satu hak anak yaitu hak kesamaan,” ungkap Kurnia.

Bunda Paud juga meminta seluruh PD untuk menterjemaahkan Yel-yel Anak Kabupaten Bandung (Sehat, Cerdas, Ceria dan Berakhlak mulia) dalam setiap program kerjanya. “Kami harap yel-yel ini diterjemaahkan ketingkat yang lebih luas lagi. Sehat disini adalah optimalisasi tumbuh kembang anak yang sesuai dengan gizi yang seimbang. Untuk cerdas sendiri ialah minat, kognitif dan perkembangan bakat anak. Serta Ceria lebih ke sosial emosional anak,” terang Kurnia yang akrab disapa Teh Nia.

Selain yel-yel Anak Kabupaten Bandung, 10 Hak Anak juga dinilai penting dalam keberpihakan terhadap anak-anak. “Indonesia merupakan anggota PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) yang ikut menandatangani ratifikasi konvensi hak anak. Nantinya 10 hak anak ini akan diterjemaahkan dalam membina guru-guru Paud dan Orangtua di Kabupaten Bandung,” jelas Teh Nia.

Acara yang memiliki tema Genius (Gesit, Empati, Berani, Unggul, Sehat) juga dimeriahkan dengan kehadiran maskot Zeta (Zebra Sahabat Kita) dari Dinas Perhubungan (Dishub) dan Pelajar Pelopor Keselamatan Kabupaten Bandung. “Ini adalah cara kami untuk menyampaikan pesan kepada anak-anak tentang lalu lintas, dengan adanya Zeta ini anak-anak jadi lebih tertarik,” imbuhnya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung H. Juhana mengucapkan terimakasih kepada PD yang turut membantu mewujudkan Kabupaten Bandung sebagai KLA.

"Untuk merealisasikannya, kami bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bandung untuk menyisir warnet-warnet yang melanggar menjadi warnet ramah anak. Ini adalah kerjasama lintas sektor, oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada semua stake holder yang telah membantu," ungkap Juhana.

Pada acara yang sama, Dinas Perpustakaan  dan Arsip (Dispusip) Kabupaten Bandung secara simbolis memberikan buku bacaan kepada orangtua siswa. Di berikannya buku bacaan tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat baca di Kabupaten Bandung.

"Ini baru simbolis, nantinya kami akan menyebar buka bacaan atau dongeng ini ke setiap Kecamatan di Kabupaten Bandung. Kami berharap dengan dilaunchingnya penyebaran buku ini dapat meningkatkan kembali literasi di Kabupaten Bandung sekaligus menurunkan kebiasaan anak-anak dalam menggunankan gadget," tutup Kepala Dispusip Kabupaten Bandung Hj. Tri Heru Setiati.

Sumber : Humas Pemkab Bandung