Banjir Bandang Terjang Cilengkrang

Dadang Naser: ‘Lahan Kritis KBU Harus Ditangani Lintas Wilayah’

 

Banjir bandang di Komplek Jati Endah Regency Dusun Pasirjati Desa Jatiendah Kecamatan Cilengkrang, disebabkan tanggul jebol akibat intensitas hujan yang cukup tinggi pada Sabtu malam (9/2/2019) pukul 22.00 WIB.

 

Terjangan banjir yang menyapu 12 rumah warga (di antaranya 2 rumah ambruk dan 10 rumah rusak sedang) tersebut, mengakibatkan 3 orang meninggal dunia, 1 luka berat dan 2 orang luka ringan.

 

Bupati Bandung H. Dadang M. Naser langsung bergerak meninjau lokasi kejadian. Ia mengungkapkan keprihatinan serta rasa bela sungkawanya atas peristiwa tersebut.

 

“Atas nama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, saya turut prihatin atas bencana ini. Juga ikut berbela sungkawa kepada keluarga korban yang semuanya merupakan warga komplek ini,” ucap bupati saat meninjau Komplek Jati Endah Regency, Minggu (10/2/2019).

 

Dilaporkan 3 korban jiwa masing-masing atas nama Firdasari (35th), Nuraini (25th) dan Rauvan (17bln). Korban luka berat atas nama Kiki (12), sedangkan Nisa (14) dan Ajay (45) menderita luka ringan.

 

Basarnas (Badan SAR Nasional), Damkar (Pemadam Kebakaran), BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) dan Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan) setempat langsung bergerak ke tempat kejadian. Tim gabungan tersebut melakukan pencarian dan telah berhasil mengevakuasi seluruh korban.

 

Bupati memberikan apresiasi atas respon cepat yang dilakukan semua pihak pasca bencana itu. “Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang dengan cepat merespon kejadian ini. Terutama dari TNI/Polri, aparat kewilayahan serta Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung yang juga menurunkan personilnya,” kata dia.

 

Lebih lanjut Dadang menguraikan, Komplek Jati Endah Regency tidak termasuk wilayah Kawasan Bandung Utara (KBU). Dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Nomor 1/2016, KBU merupakan wilayah yang berada di ketinggian 750 meter di atas permukaan laut (mdpl).

 

“Komplek ini ketinggiannya di bawah 750 mdpl, jadi tidak berada di KBU. Tapi tidak dipungkiri, bencana ini diakibatkan kerusakan lingkungan di KBU. Area resapan air semakin berkurang fungsinya, sementara alih fungsi lahan terus terjadi,” ujar Dadang menyayangkan.

 

Wilayah KBU meliputi 10 kecamatan (30 kelurahan) di Kota Bandung, 2 kecamatan (8 kelurahan) di Kota Cimahi, 6 kecamatan (49 desa) di Kabupaten Bandung Barat, dan 3 kecamatan (20 desa) di Kabupaten Bandung. Oleh karena itu, Dadang mengingatkan, permasalahan lahan kritis di KBU harus ditangani bersama lintas kepala daerah.

 

“Saya ingin semua kepala daerah, yang wilayahnya masuk KBU, untuk duduk bersama di bawah koordinasi gubernur. Kita harus evaluasi lagi dan merumuskan bersama bagaimana strategi melindungi KBU,” pungkas Dadang.

 

Sementara itu Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Bandung Drs. H. Akhmad Djohara mengatakan, untuk membersihkan puing-puing bangunan dan genangan lumpur yang cukup tebal akibat banjir, pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Bandung.

 

“Alat berat berupa 1 unit beko sudah didatangkan dari DPUTR. Sampai saat ini kami bersama TNI/Polri dan masyarakat setempat, tengah berupaya membersihkan genangan lumpur tebal juga puing-puing bangunan yang ambruk akibat banjir bandang semalam,” terang Kalak BPBD.

 

Akhmad Djohara menerangkan, para korban yang selamat akan segera ditempatkan di posko pengungsian. Sedangkan untuk mencegah banjir susulan, pihaknya bersama DPUTR tengah menahan tanggul yang jebol mempergunakan bronjong (anyaman kawat baja berlapis seng berisi batu).

 

“Diperkirakan nanti sore akan turun lagi hujan yang cukup lebat. Untuk mengantisipasi banjir susulan, kami fungsikan Mesjid Sabihul Huda di komplek ini sebagai posko pengungsian. Tanggul yang jebol juga tengah kami upayakan perbaikan sementara, dengan memasang bronjong bersama DPUTR,” pungkas Akhmad Djohara.

 

Sumber: Humas Pemkab Bandung