678 Hektar Sawah Tergenang Banjir, Pemerintah Siapkan 6,25 Ton Benih Padi

678 Hektar Sawah Tergenang Banjir, Pemerintah Siapkan 6,25 Ton Benih Padi

Bencana banjir bukan saja berdampak pada kerugian masyarakat, ekonomi,
sosial dan infrastruktur, tak terkecuali pangan. Di Kabupaten Bandung
sejak musim penghujan tiba, tidak kurang dari 678 hektar sawah kena
genangan banjir. Untuk meringankan kerugian petani akibat sawahnya
terendam banjir, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung tengah
menyiapkan 6.25 ton benih padi, yang nantinya akan diberikan pada
petani yang  sawahnya terdampak banjir.

Kepala Dinas Pertanian Tisna Umaran mengungkapkan,  luas tanaman sawah
yang ada di Kabupaten  Bandung yakni 3,563 di 12 Kecamatan di 24 Desa
sebagian areanya tergenang mencapai 678 hektar dengan luasan dampak
beragam.

“Lahan terluas sawah tergenang banjir di Kec Baleendah, Dayeuhkolot
dan Bojongsoang. Untuk mengurangi kerugian para petani itu, kita
siapkan  6.250 kg benih padi untuk ditanam kembali. Meski hanya 3 Ha
yang  paling parah terdampak banjir yakni di Kec. Ibun dan Soreang.
Kecamatan lain yang terkena banjir dan menggenangi lahan sawah di Kec.
Cileunyi, Pameungpeuk,, Cikancung, Cangkuang, Banjaran, Rancaekek dan
Margaasih,” ujar Tisna Umaran, didampingi Sekretaris Dinas.

Genangan yang terjadi  selama 7 hari lanjutnya,  tidak sampai merusak
tanaman, karena tanamannya sudah cukup tinggi berumur sekitar 20
hari,30 hari sampai ke 70 hari, tanaman- tanaman tersebut masih bisa
bertahan.

“Dampak keseluruhan terhadap hasil panen dari banjir yang terjadi,
relatif tidak begitu berpengaruh terhadap produksi padi di Kabupaten
Bandung. Karena kerugian puso sampai ke berkurangnya produksi relatif
sedikit, yang paling parah hanya 3 hektar di Kecamatan Ibun dan
Soreang,” cetusnya.

Tisna menyarankan, untuk petani padi yang memiliki lahan yang berada
di wilayah rawan bencana,  agar mengasuransikannya, sebagai antisipasi
kerugian yang dialami. Mekanisme untuk asuransi tersebut bisa
difasilitasi oleh Petugas Organisme dan Pengganggu Tanaman (POPT) atau
para penyuluh yang ada di wilayah Kecamatan masing-masing.

“Kementrian Pertanian dan Pemkab Bandung sudah bekerja sama dengan
perusahaan asuransi terkait subsidi asuransi untuk lahan padi
terdampak bencana, baik pengaruh banjir, kekeringan maupun serangan
hama penyakit. Dengan  subsidi Sebesar Rp.144.000,-. Jadi dari
Rp.180.000,- premi yang harus dibayar dikurangi subsidi, petani
tinggal membayar Rp. 36.000,- saja per hektar setiap musim tanam (4
bulan sekali). Pembayaran premi disesuaikan dengan luas garapan atau
kepemilikan lahan petani dan dapat disatukan dengan anggota lainnya
perkelompok tani dalam pembayaran asuransinya” ungkapnya.

Lebih lanjut Tisna mengungkapkan, pihaknya memiliki 55 orang petugas
POPT yang ditugaskan di Kab Bandung oleh Pemerintah Provinsi Jawa
Barat. Mereka itu kata dia, akan membantu petani dalam mekanisme
asuransi hingga klaim kepada pihak penyedia jasa asuransi.

“Petugas akan membantu kalau ada klaim, dokumennya saja yang harus
disiapkan, kemudian diintegrasikan dengan Dinas Pertanian hingga
klaimnya diterima perusahaan asuransi itu. Penggantian klaim untuk 1
hektar sebesar Rp. 6 juta. Kalau dibandingkan dengan hasil dari panen
ya jauh, tapi minimal uang penggantiannya bisa membantu meringankan
kerugian yang dialami petani,” Pungkas Tisna.

 

 

Sumber: Press Release Bagian Kominfo Setda