437 Rumah di Banjaran Terendam

    Sebagian warga memilih tetap bertahan di rumah masing-masing. Di antaranya adalah mereka telah mempunyai mitigasi bencana dengan meninggikan konstruksi rumahnya. Sementara itu, kegiatan warga masih terpantau, pasalnya tidak terjadi pemadaman listrik pada saat kejadian tersebut.

    Hingga pukul 20.30 WIB, kondisi air belum mengalami penurunan. Setidaknya lima puluh KK di Kp. Kamasan RW 3 dan Kp. Babakan RW 7 sudah dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Sebagian warga RW 3 dialihkan ke Kantor PU Bina Marga Banjaran, sedangkan warga RW 7 mengungsi ke balai kantor RW. Dalam peristiwa langganan itu tidak terdapat korban jiwa.

    Camat Banjaran Imam Irianto dan jajaran Muspika, Kapolsek Banjaran Ajun Komisaris Muhamad Darkan serta Kepala Desa Kamasan Heri Purnomo telah melakukan pemantauan dan antisipasi. Dengan tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (Sibat), warga ikut dilibatkan dalam penanganan bencana tersebut. Sesuai dengan protap, kami siap mendirikan dapur umum apabila diperlukan,ungkap Imam yang dihubungi di Desa Kamasan.

    Menurut Imam, banjir limpasan itu merupakan banjir rutin yang kerap melanda desa tersebut ketika musim hujan tiba. Banjir saat ini merupakan awal dari musim hujan. Paling parah ketika intensitas hujan mulai sering mengguyur kawasan itu, ketinggian air bisa mencapai satu hingga satu setengah meter. Untuk banjir awal tersebut, diperkirakan air mulai surut menjelang subuh.

    Imam menjelaskan, banjir kiriman tersebut disebabkan oleh pertemuan anak-anak sungai yang bermuara di Sungai Cisangkuy. Terdapat empat anak sungai yaitu Citalitik, Cisela, Cilembang, dan Cibatur yang melintasi delapan RW di Kamasan dan bermuara di Sungai Cisangkuy. Saat hujan turun, volume Sungai Cisangkuy sudah penuh, sementara itu ditambah oleh air yang berasal dari keempat anak sungai tersebut.

    Oleh karena itu, kata Imam, melebihi kapasitas dan pada akhirnya meluap ke permukiman warga. Warga RW 3 Kp. Kamasan merupakan lokasi yang paling parah tergenang banjir. Pasalnya, posisi wilayah tersebut berada di sempadan Sungai Cisangkuy. Warga RW 7 sendiri termasuk yang dievakuasi karena topografinya berada di titik terendah Desa Kamasan.

    Sementara itu, longsoran tanah menimpa ruangan arsip Desa Neglasari dan membuatnya ambrol, di Kp Sukasari RW 3. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Desa Neglasari Suherman. Menurut dia, peristiwa itu terjadi pada pukul 18.30 WIB setelah hujan. Pihaknya langsung mengevakuasi data penting desa tersebut dan langsung melaporkan kejadian ini kepada aparat Kecamatan Banjaran. Longsoran tanah tersebut menimpa ruangan arsip karena posisi bangunan desa yang terletak di bawah lereng atau gawir.

 

 

 

Sumber : Harian Umum Pikiran Rakyat, Rabu 18 Nopember 2009