3 Inovasi Kabupaten Bandung, Didorong Menjadi Inovasi Nasional

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melakukan komitmen bersama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI terkait Replikasi Penerapan Pusat Jejaring Inovasi Daerah (Puja Indah). Penandatanganan dilakukan oleh Bupati Bandung H. Dadang M. Naser dengan Kepala BPP Kemendagri RI Agus Fatoni, di Rumah Jabatan Bupati di Soreang, Kamis (10/9/2020).

Puja Indah merupakan hasil replikasi berbagai inovasi daerah, untuk didorong menjadi inovasi berskala nasional. Kabupaten Bandung sendiri mengajukan tiga inovasi, yaitu Survey Kepuasan Masyarakat Elektronik (e-SKM), Aplikasi Informasi Kelitbangan Sabilulungan (APIKS), dan Sabilulungan Bangun UMKM dan Koperasi untuk Masyarakat (Sabuk Mas).

“Tentu banyak hal yang mesti kita tingkatkan, menghadapi tantangan jaman yang makin berkualitas, menghadapi era revolusi industri 4.0. Bahkan di negara maju sudah menuju 5.0, yang mau tidak mau kita harus ikut di dalamnya,” ungkap Bupati Dadang Naser di sela-sela kegiatan.

Tujuan penerapan replikasi ketiga inovasi daerah itu, tutur bupati, antara lain untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan publik, memberdayakan peran serta masyarakat dan peningkatan daya saing daerah, khususnya di Kabupaten Bandung.

“Tentu dengan kreativitas dan inovasi, dimana teknologi komunikasi dan informasi, sudah sepatutnya kita lakukan terus menerus. Berbagai pelayanan publik, termasuk inovasi-inovasi yang dilakukan di Kabupaten Bandung, harus terus dievaluasi,” tutur bupati.

Dadang Naser menyebutkan, melalui penelitian yang dilakukan oleh Bappeda Kabupaten Bandung, bahwa tingkat kepuasan masyarakat dilihat dari sisi pelayanan publik, mencapai 82,32%. “Berikutnya laju pertumbuhan ekonomi kami di atas rata-rata Jawa Barat dan nasional. Sedangkan investasi Kabupaten Bandung meningkat 12,5% di kala covid, yaitu tembus di angka Rp. 24 triliun,” sebutnya.

Ia mengajak masyarakat untuk tetap produktif di masa covid-19. Oleh karenanya, dibutuhkan inovasi-inovasi sebagai dorongan dari pemerintah daerah. Sampai tahun 2020 ini, Kabupaten Bandung telah memiliki 56 inovasi perangkat daerah, dan 112 inovasi desa.

“Saya mengharapkan, agar segenap perangkat daerah terus menciptakan inovasi di bidang tugasnya masing-masing . Sehingga Kabupaten Bandung memiliki daya saing nasional,” tutup Dadang.

Dalam acara tersebut, turut hadir Kepala Pusat Inovasi Daerah BPP Matheos Tan, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP2D) Hj. Linda Al Amin, Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bandung H. A. Tisna Umaran, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bandung H. Cakra Amiyana, Kepala Bappeda se Bandung Raya dan para kepala perangkat daerah (PD) Kabupaten Bandung.


Sementara dalam sambutannya, Agus Fatoni menyebut alasan mengapa inovasi di daerah perlu didorong. Salah satunya, karena Indonesia saat ini menempati urutan ke-85 dari 131 ekonomi negara di dunia, berdasarkan Indeks Inovasi Global (Global Innovation Index/GII).

“Kita juga menempati urutan ke-9 dari 29 negara dengan ekonomi kelompok berpenghasilan menengah ke bawah. Kita juga menempati peringkat ke 14 dari 17 negara di Asia Tenggara, Asia Timur dan Oceania,” ungkapnya.

Ia mengapresiasi Pemkab Bandung yang telah begitu banyak melakukan inovasi, sehingga menjadikan Kabupaten Bandung terdepan di Jawa Barat maupun di Indonesia. “Kampung-kampung tematik, menjadikan Kabupaten Bandung tidak terlalu terpuruk di masa covid-19 ini. Survey Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan publik di atas 80%, juga menandakan bahwa kinerja kepala daerah cukup tinggi,” ujar Agus Fatoni.


Sumber: Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan