2019, Pemkab Bandung Galakkan Kampanye Lingkungan

Memasuki tahun 2019, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung  gencarkan kampanye lingkungan, salah satunya melalui gerakan Bulan Menanam. Hal tersebut diungkapkan Bupati Bandung H. Dadang M Naser, SH., S.Ip., M.Ip seusai menanam pohon di depan Gedung M.Toha Soreang, Kamis (03/01/2019)

 

“Diawal tahun ini, kita canangkan sebagai bulan menanam. Selama tiga bulan kedepan Januari sampai Maret, saya imbau kepada seluruh masyarakat untuk menanam pohon keras dan pohon endemik yang bisa tumbuh di  wilayah Kabupaten Bandung, terutama dilahan-lahan kritis. Kami juga sudah melakukan tanam sulam pohon di kawasan GBS (Gedong Budaya Sabilulungan) yang belum rindang,” jelas bupati.

 

Dadang menilai, lingkungan bukan hanya tanggung jawab Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung saja. Namun, seluruh Perangkat Daerah (PD) serta masyarakat ikut andil dalam menjaga lingkungan.

 

“Lingkungan bukan hanya tugas DLH saja. Saya sudah berkoordinasi kepada seluruh aparatur yang tupoksinya tidak berkaitan langsung dengan lingkungan atau sampah untuk berpartisipasi dan menjadikan hal tersebut sebagai tugas tambahan,” ujar Dadang.

 

Kabupaten Bandung sendiri, lanjut Dadang, menghasilkan 1.440 ton sampah per hari dan 60% persenya merupakan sampah organik.

 

"60% sampah organik ini bisa kita selesaikan oleh masing-masing orang dengan cara membuat dua  LCO (Lubang Cerdas Organik) disetiap rumah. Untuk sampah plastiknya sendiri bisa diserahkan ke bank sampah yang nantinya akan menjadi uang,” terangnya.

 

Bupati juga menuturkan, gerakan tersebut sebagai upaya preventif dalam penanggulangan bencana. Mengingat, secara geografis Kabupaten Bandung terlewati oleh patahan lembang dan memiliki sejumlah gunung berapi yang aktif.

 

“Kabupaten Bandung pernah ditetapkan sebagai daerah rawan bencana nomor empat dan sekarang bergeser ke posisi 16 di Indonesia. Oleh karena itu perlu adanya pelatihan mitigasi bencana serta pelatihan untuk kader-kader relawan. Jadi, ketika ada tanda-tanda bencana mereka sudah hafal. Langkah preventif itulah yang akan terus kami kampanyekan kepada seluruh masyarakat,” tutur Dadang.

 

Selain itu, Bupati juga mengimbau kepada masyarakat agar tidak menanam padi di daerah pergunungan. Ia menilai, pemilihan tanaman yang tidak tepat akan mengakibatkan sejumlah bencana.

 

“Saya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menanam padi atau menanam bawang sampai ketebing-tebing, karena hal tersebut bisa mengakibatkan longsor dan sedimentasi sungai. Gunung juga harus ada terasering dan sabuk gunung,” imbau Bupati Bandung.

 

Sementara Kepala DLH Kabupaten Bandung Asep Kusumah, S.Sos., M.Si mengungkapkan sepanjang 2018, pihaknya dan seluruh masyarakat telah menanam lebih dari 6.000 pohon. 

 

“Diawal tahun 2018 kami sudah menanam lebih dari 6.000 pohon, yang hebatnya penanaman tersebut dilakukan oleh 3.000 orang. Untuk program Satapok (Sabilulungan Tanam Pohon Kesayangan) lokasi penanaman dimulai dari hulu Sungai Citarum di Kecamatan Kertasari di kawasan Perhutani petak 73 dan petak 18 ,” ungkap Kadis LH.

 

Senada dengan Bupati Bandung, pihaknya juga meminta seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam gerakan Bulan Menanam. Ia juga menjelaskan, pihaknya akan memfasilitasi bibit pohon jika ada masyarakat yang kesulitan dalam mencari bibit pohon.

 

“Prinsipnya semua jenis pohon baik. Kita juga sudah melakukan kajian bersama LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) agar tahu daerah mana yang cocok ditanam pohon durian, mana yang cocok ditanam pohon rambutan. Jadi nantinya akan lahir kampung-kampung konservasi tematik,” terangnya. 

 

Dirinya juga menjelaskan, untuk menjaga lingkungan sangatlah mudah dan tidak mahal. “Setiap orang adalah sumber masalah bagi lingkungannya, tapi yakinlah setiap orang bisa menjadi pahlawan serta solusi bagi lingkungannya. Caranya tidak sulit dan tidak mahal, cukup satu orang menanam dua pohon seumur hidupnya. Satu untuk kebutuhan oksigen diri kita, dan satu lagi untuk ibadah,” pungkas Asep Kusumah.

 

 

Sumber : Humas Pemkab Bandung.