Ribuan Rumah Terendam Banjir

 

      Beberapa desa di Kec. Majalaya yang dilanda banjir cukup parah, di antaranya Desa Majasetra, Desa Majalaya, dan Desa Sukamaju. Desa lainnya juga terendam banjir, yaitu Desa Tanggulun, Kec. Ibun, Kab. Bandung dan Desa Sukamantri, Kec. Paseh, Kab. Bandung.

    Pemantauan di lapangan semalam, air dari Sungai Citarum dan Sungai Baranangsiang (anak Sungai Citarum ), mulai meluap dan menggenangi perumahan warga sekitar pukul 20.00 WIB. Akibatnya rumah warga terendam hingga ketinggian 1 meter. Warga pun mengungsi ke rumah warga lainnya yang tidak terendam air. Selain merendam rumah warga, banjir juga membuat arus lalu lintas di Majalaya terputus. Sebab ruas jalan utama, yaitu Jalan Raya Laswi dan Jln. Solokanjeruk-Majalaya digenangi air dengan kedalaman 0,5-1 meter.

    Menurut Dudu (45), salah seorang warga Majasetra, daerah Majalaya dan sekitarnya tiap hujan turun menjadi langganan banjir. Ini disebabkan air dari Sungai Citarum tidak lagi tertampung hingga meluap ke perumahan warga. Biasanya air dari Sungai Citarum meluap kalau di daerah atas (Pacet dan Kertasari) hujan. Dan memang sejak sore hujan sudah turun di daerah tersebut.

    Hal yang sama dikatakan Wahyu (36). Bahkan akibat banjir ini, ia dan beberapa warga lainnya malam ini dipastikan akan begadang. Selain harus mengamankan barang-barang miliknya yang sudah dievakuasi ke tempat lain, air terus naik.

    Dituturkan Wahyu, dengan seringnya daerah Majalaya dan sekitarnya dilanda banjir, harusnya pihak pemerintah cepat tanggap untuk menanganinya. Caranya dengan melakukan normalisasi Sungai Citarum. Kita sudah bosan tiap hujan kebanjiran. Harusnya pemerintah secepatnya melakukan normalisasi.

    Sebelumnya sejumlah anggota TNI AD Koramil Majalaya, aparat Desa Majasetra, organisasi kemasyarakatan, dan warga setempat, Minggu (23/11) siang membuat saluran air di Kp. Babakan, Desa Majasetra, Kec. Majalaya, Kab. Bandung. Tindakan ini dilakukan untuk mengantisipasi dan menanggulangi bencana banjir bandang bercampur lumpur di Majalaya dan sekitarnya.

    Pengerjaan pembuatan dan perbaikan saluran air di desa tersebut untuk mengantisipasi air meluap dari Sungai Citarum dan menggenangi ribuan rumah warga. Begitu menggenangi rumah warga, air diharapkan bisa kembali mengalir dengan cepat ke Sungai Citarum, kata Danramil Majalaya, Kapten Inf. Dumadi selaku ketua pelaksana pembuatan dan perbaikan saluran air tersebut, kemarin.

    Ia mengatakan, setelah banjir menerjang kawasan Majalaya, banyak saluran air atau selokan yang tidak berfungsi. Salah satu cara untuk memfungsikan kembali saluran air itu dengan mengerahkan anggota Koramil, mitra Babinsa, Binmas, aparat desa dibantu warga.

    Selain itu, sejumlah warga di sekitar lokasi banjir kini berusaha membangun benteng di depan rumahnya masing-masing. Hal itu dilakukan untuk meminimalisasi terjangan air masuk ke dalam rumah. Ketinggian benteng yang dibangun disesuaikan dengan kejadian banjir yang sempat merendam kawasan Majalaya. Pemilik rumah yang sempat terendam 50 cm, membangun benteng tidak kurang dari 1 meter, kata Deni (38), warga Desa Majasetra RW 03. Menurut Deni, pembangunan benteng di depan rumah merupakan aktivitas dan kegiatan sehari-hari warga pascabanjir. Kalau tidak dengan cara itu, warga sudah capai kebanjiran terus.

    Bagi yang tidak mampu membangun benteng, lanjutnya, mereka hanya bisa pasrah rumahnya terendam banjir. Menurut warga lainnya, Iwan (36), akibat terus-menerus kebanjiran, banyak rumah warga yang terancam ambruk karena mengalami pelapukan. Bayangkan saja, sudah lebih dari lima tahun rumah terus kebanjiran dibarengi dengan endapan lumpur.

    Selain terancam ambruk, katanya, banyak mebeler rumah seperti lemari, kursi, meja, dan tempat tidur yang hancur. Kalau sudah hancur, banyak yang tidak terpakai lagi. Saat ini banyak warga yang tidak memiliki kursi karena habis kebanjiran.

    Sementara itu, sedikitnya 1.250 anak-anak sekolah warga korban banjir di lima desa di Kec. Majalaya dan Ibun mendapatkan bantuan tas, buku belajar, alat tulis, dan peralatan sekolah lainnya. Bantuan peralatan sekolah untuk warga korban banjir itu diserahkan anggota DPR RI dari PDI Perjuangan, Taufik Kiemas kepada perwakilan aparat lima desa di Gedung Pemuda/KONI Majalaya, Desa Majakerta, kemarin. Desa-desa itu adalah Desa Majalaya, Majasetra, Majakerta, dan Desa Sukamaju. Satu lagi adalah Desa Tanggulun, Kec. Ibun.

    Setiap desa menerima 250 paket bantuan peralatan belajar untuk para siswa. Bantuan itu diserahkan langsung dalam acara silaturahmi keluarga besar PDI Perjuangan se-Daerah Pemilihan V. Dengan adanya bantuan ini, warga korban banjir sangat terbantu. Sebab, setelah diterjang banjir bandang, banyak peralatan sekolah yang hancur dan tidak terpakai lagi. Setelah ada bantuan ini, anak-anak sekolah bisa kembali belajar dan sekolah, kata Kepala Desa Tanggulun, Dudu Kosasih.

    Sementara itu di Desa Tanggulun, warga yang menderita gatal-gatal, batuk, diare, pegal linu, dan penyakit akibat kebanjiran mulai berkurang. Kondisi demikian terjadi setelah Puskesmas Ibun dan Sudi mengimbau warga untuk datang berobat ke puskesmas. Karena kami setiap hari selalu stand by dan siaga di lokasi banjir, kata Koordinator Puskesmas Sudi, Yayat.

    Menurut Yayat, pihaknya menyiapkan dokter, bidan, sanitasi, petugas gizi masing-masing satu orang, dan tiga paramedis. Selain itu, kami juga melakukan lisolisasi dan kaporitisasi sumur. Hal itu untuk mencegah penyebaran penyakit pascabanjir bandang.

 

 

Sumber : Harian Umum Galamedia, Senin 24 November 2008